Category Archives: Makalah

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antarbudaya

 

Makalah

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antarbudaya”

Makalah ini disampaikan untuk memenuhi tugas  mata kuliah “Komunikasi Multikultural”

Dosen Pengampu : Alim Puspianto, S.Kom,I

logo-stail

Oleh:

Nasruddin

Alimudin Tara

 

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam(KPI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUKMAN AL HAKIM

PESANTREN HIDAYATULLAH SURABAYA

2017

 

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat dan karunia-Nya sehingga kami bias menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau.

Ucapan terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Antarbudaya Ustadz Alim Puspianto, S.Kom,I,  dengan adanya tugas ini kami bisa mengukur kemampuan kami untuk bagaimana menjadi orang yang bertanggung jawab. Pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan maka dari itu saran dan kritik sangat kami harapkan untuk bahan perbaikan kedepannya.

 

 

 

Penyusun

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab I

Pendahuluan

A.Latarbelakang

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi satu sama lain, baik itu dengan sesama, adat istiadat, norma, pengetahuan ataupun budaya di sekitarnya. Pada kenyataanya seringkali kita tidak bisa menerima atau merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat interaksi tersebut, seperti masalah perkembangan teknologi, kebiasan yang berbeda dari seorang teman yang berbeda asal daerah atau cara-cara yang menjadi kebiasaan (bahasa, tradisi atau norma) dari suatu daerah sementara kita berasal dari daerah lain.

Dalam hubungannya dengan proses budaya, komunikasi yang ditujukan kepada orang atau kelompok lain adalah sebuah pertukaran budaya. Dalam proses tersebut terkandung unsur-unsur kebudayaan, salah satunya adalah bahasa, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi. Untuk mempelajari komunikasi sebagai proses budaya kita terlebih dahulu harus memahami apa yang dimaksud dengan istilah budaya atau kebudayaan dan apa yang dimaksud dengan istilah komunikasi, karena dengan memahami kedua istilah tersebut akan memudahkan bagi kita untuk membahas komunikasi sebagai proses budaya.

B.Rumusan Masalah

  1. Apa saja factor personal yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya?
  2. Apa saja factor hubungan yang mempengaruhi Komunikasi antarbudaya?

 

Bab II

Pembahasan

A.Faktor Personal

1.Psikologis

  • Konsep Diri dan Persepsi Diri

Faktor- faktor psikologis itu bisa muncul dari dalam diri (disposisi) atau ditampilkan sebagai respons terhadap stimulus yang datang dari luar diri. Perbedaan keberhasilan komunikasi itu ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat personal. Para ahli komunikasi mengemukakan sekurang-kurangnya dalam komunikasi antar-pribadi (dyad) ada enam pertanyaan di antara kedua orang itu, yakni: (a) Bagaimana saya melihat diri saya? (b) Bagaimana saya melihat anda? (c) Bagaimana saya berpikir ketika anda melihat saya? (d) Bagaimana anda melihat diri anda? (e) Bagaimana anda melihat saya? (f) Bagaimana anda berpikir ketika saya melihat anda?

  • Dimensi-dimensi dari Persepsi

Ada beberapa konsep yang selalu dkaitkan dengan dimensi-dimensi psikologis dari persepsi antara lain:

  • Attention atau perhatian merupakan kemampuan untuk berkonsentrasi, kemampuan ini merupakan salah satu variable psikologis yang penting yang mempengaruhi komunikasi. Jadi secara psikologis, atensi dapat menentukan manakah pesan yang menarik perhatian dan relevan, artinya pesan itu sebenarnya “familiar” dengan kita
  • Selective Processes. Selective processes yakni proses untuk memilih pesan dari luar. Ada beberapa bentuk proses selektif itu; yakni:
  • Selective Perpection. Persepsi selektif adalah istilah yang digunakan untuk enggambarkan sebuah fakta bahwa segala sesuatu tidak selalu diterima dengan cara yang sama oleh individu-indidivu yang berbeda-beda pada kesempatan yang berbeda-berbeda pula. Di sini yang terjadi adalah persepsi selektif, di mana individu hanya akan memilih sesuatu yang menarik untuk dipersepsi.
  • Selective Attention. Perhatian atau atensi selektif terjadi ketika berlangsungnya proses persepsi. Contoh, setiap individu memiliki struktur kognitif yang berbeda, akibatnya pola perhatian dia pada sebuah stimulus berbeda-beda pula.
  • Selective Exposure. Selective exposure merupakan kecenderungan setiap individu untuk menyatakan dirinya (menerima atau menolak) pesan yang kongruens dengan variable psikologis yang mendorongnya untuk mendekati atau menjauhi pesan itu.

2.Faktor Personal sebagai Identitas Diri

  1. Identitas Merujuk Pada Asal Usul

 

Identitas sering memberikan tidak saja makna tentang pribadi seorang tetapi juga ciri khas sebuah kebudayaan yang melatarbelakanginya, dari ciri kgas itulah kita mungkin dapat mengungkapkan keberadaan orang itu.

 

Pengertian identitas pada tataran hubungan antarmanusia akan mengantar kita untuk memahami sesuatu yang lebih konseptual yakni tentang bagaimana meletakkan seorang ke dalam tempat orang lain (komunikasi yang empati), atau sekurang-kurangnya meletakkan atau membagi (to share) pikiran, perasaan, masalah, rasa simpatik (empati) dan lain-lain dalam sebuah proses komunikasi (antarbudaya).

Struktur budaya adalah pola-pola persepsi, berpikir dan perasaan, sedangkan struktur sosial adalah pola-pola perilaku sosial.Dengan demikian secara sosiologis, kalau posisi sosial seseorang berkaitan erat dengan peranya dalam struktur budaya maupun struktur sosial, maka yang muncul adalah identitas peran (McCall & Simmons). Dalam pandangan psikologi sosial, ketika posisi sosial telah terintegrasi, maka kita akan berbicara tentang identitas itu sendiri (Stryker, 1996). Penting untuk kita ketahui bahwa identitas itu ditentukan oleh struktur budaya dan struktur sosial.

 

  • Memahami Identitas Budaya Keseharian

Identitas budaya adalah rincian karakteristik atau ciri-ciri sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang kita ketahui batas-batasnya (bonded) tatkala dibandingkan dengan karakteristik atau ciri-ciri kebudayaan orang lain.

Kenneth Burke mengatakan bahwa untuk menentukan identitas budaya sangat tergantung pada ‘bahasa’ (catatan: bahasa sebagai unsur kebudayaan non material), yaitu bagaimana representasi bahasa menjelaskan sebuah kenyataan atas semua identitas yang dirinci dan dibandingkan. Dalam perpektif komunikasi, identitas yang menekankan sifat dari interaksi self/group (baca: interaksi yang dilakukan seorang pribadi dan interaksi kelompok) merupakan suatu yang bersifat komunikatif. Identitas dibangun melalui interaksi sosial dan komunikasi. Identitas dihasilkan oleh negisasi melalui media, yakni media bahasa. Jadi identitas seseorang dapat ditentukan oleh tampilan diri – pribadi anda sendiri (avowel). Faktor penentu berikut tergantung dari bagaimana orang lain memberikan atribusi atas tampilan anda (atribusi askripsi).

Dengan demikian kita akan menemukan tiga bentuk identitas:

  • Identitas Budaya

Merupakan ciri yang ditunjukkan seseorang karena orang itu merupakan anggota dari sebuah kelompom etnik tertentu. Itu meliputi pembelajaran tentang dan penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa, agama, keturunan dari suatu kebudayaan. Contoh kita selalu mengidentifikasi orang Flores sebagai orang Katolik, orang Rote dan Sabu sebagai orang protestan, dan orang Lamahala di Adonara sebagai orang Islam. Kita juga mengidentifikasi sekelompok orang keturunan (meztiso) di Timor Timur sebaga sekelompok orang yang mempunyai kebudayaan tersendiri.

  • Identitas Sosial

Identitas sosial, terbentuk sebagai akibat dari keanggotaan dalam suatu kelompok kebudayaan. Tipe kelompok itu antara lain umur, gender, kerja, agama, kelas soial, tempat dan seterusnya. Identitas sosial meruakan identitas yang diperoleh melalui proses pencarian dan pendidikan dalam jangka waktu yang lama.

  • Identitas Pribadi

Identitas personal didasarkan pada keunikan karakteristik pribadi seseorang. Perilaku budaya, suara gerak-gerik anggota tubuh, nada suara, cara berpidato, warna pakaian, guntingan rambut, menunjukkan ciri khas seseorang pribadi tertentu yang rata-rata tidak dimiliki oleh orang lain.

Paling penting dalam faktor-faktor personal adalah bagaimana persepsi kita diletakkan dalam struktur kebudayaan kita, hal ini karena setiap kebudayaan mengajarkan nilai-nilai dan harga diri bagi para anggotanya. Kebudayaan – dalam hal ini – bertindak sebagai identitas sosial yang mempengaruhi konsep diri, dan untuk mempertahankan konsep diri sebagai identitas sosial maka kita akan sering bersikap tertentu terhadap kelompok lain; dan bentuk-bentuknya adalah prasangka, rasisme dan etnisitas.

B.Faktor Hubungan Antarpribadi yang Mempengaruhi Komunikasi Antarbudaya

  1. Sifat antar Budaya yang Berpengaruh terhadap Inteaksi

Semua manusia mempunyai mental, kemauan dan kemampuan untuk berkomunikasi sehingga dapat mengenal dan mengavaluasi siapa yang berkomunikasi dengan dia. Namun persepsi manusia terhadap manusia yang lain hanya jatuh pada seseorang atau kelompok orang tertentu.

Bagi banyak ahli, warna atribusi atau penampilan pribadi membarikan warna motivasi untuk apa kita berkomunikasi. Karena itu maka setiap perisiwa memiliki dua aspek penting, yakni: (1) isi komunikasi; dan (2) relasi komunikasi, yang dengan tampilan beratribusi rendah maka formula tersebut tampaknya tidak berlaku.

Kata Paul Watzlawick, Janet Beavin dan Jacson (1997) ada perbadaan antara isi dan relasi komunikasi. Isi Kumunikasi meliputi informasi yang terkandung dalam pesan, misalnya tentang apa yang diucapkan secara lisan atau tertulis di atas kertas. Sedangkan relasi komunikasi berkaitan dengan bagaimana pesan itu dialihkan, bagaimana pesan itu disimpulkan sehingga meningkatakan kualitas relasi hubungan antarpribadi.

  1. Masalah Kredibilitas

Berbagai penelitian yang berkaitan dengan kredibilitas komunikator selalu membahas ulang dua tema pokok yakni: (1) kredibilitas komunikator; dan (2) derajat kesamaan komuniktor.

Para ahli berpendapat, ada pula tiga faktor yang mempengaruhi pengiriman dari seseorang komuniktor agar diterima oleh seseorang komunikan yaitu; (a) Kredibilitas; (b) Objektivitas; (c) Keahlian. Ketiga aspek dari pengiriman ini berkaitan dengan erat dengan dampaknya terhadap penerima. Penerima akan percaya kepada pesan atau merspon pesan yang diinginkan, kalau pengirimnya itu kredibel, objektif, dan ahli dalam satu bidang tetentu.

Kepentingan unsur-unsur tersebut sangat tergantung atas faktor-faktor manakah dari kebudayaan kita itu diapresiasikan. Sebagai contoh, nilai sebuah kebudayaan sangat kt yakni bagaiman kita mengukur keberadaan orang itu, bagaimana orang itu bertindak dengan jujur dan benar, atau nilai tentang persahabtan. Karena dalam situasi tertentu mungkin satu unsur tersebut sangat dominan dari pada unsur yang lain.

Kredibilas tidak hanya meliputi faktor kepercayaan kita pada seorang pembicara, tetapi juga meliputi sifat-sifat asli kredibilitas itu sendiri. Berdasarkan peertimbangan itu maka komunikasi antar budaya selalu meliputi hubungan tatap muka antara dua oarang atau lebih yang mempunyai latar belakang bidaya yng berbeda yang mana pengaruh budaya sangatlah dominan.Berbagai penelitaian yang berkaitan dengan kredibilitas komunikator menunjukkan bahwa kredibilitas itu antara lain ditentukan oleh beberapa faktor: (a) Kewenangan dan kompetensi; (b) Karekter; (c) Koorientasi; (d) Karisma; dan (e) Dinamisme.

  1. Derajat Kesamaan Komunikator dengan Komunikan

Homofili mengacu pada kesamaan antara individu yang berinteraksi. Kesamaan itu merefleksikan kesamaan area atau wilayah sikap atau nilai, tampilan status sosial, kepribadian dan keragaman aspek demoografis.Sedangkan herofili adalah kebalikan dari homofili, mengacu pada derajat penampilan ketidaksamaan antara dua orang yang berkomunikasi. Komunikasi antarbudaya yang dilandasi oleh heterofili akan berbeda dengan mereka yang hemofili.

  1. Kemampuan Menyampaikan Pesan Verbal Antarbudaya

Dalam berkomunikasi antarbudaya maka ada beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan. Menurut Ohowutun (1997: 99-107) anda harus memperhatikan:

  1. Kapan orang berbicara. Dalam berkomunikasi antarbudaya perlu diperhatikan bahwa ada kebiasaan (habits) budaya yang mengajarkan kepatutan kapan seseorang harus atau boleh berbicara.
  2. Apa yang dikatakan. Laporan studi Eabes (1982) mengungkapkan bahwa orang-orang Aborigin Australia tidak pernah mengajukan pertanyaan ‘mengapa’ , Suzanu Scolon (1982) mendapti orang indian Athabaska jarang bertanya. Terdapat bahwa pertanyaan dianggap terlau keras, karena menuntut jawaban.
  3. Kecepatan danjeda berbicara. Yang dimaksud dengan kecepatan dan jeda berbicara di’sini adalah pengaturan kendali berbicara menyangkut tingkat kecepatan dan ‘istirahat sejenak’ dalam berkomunikasi antara dua pihak.
  4. Hal memperhatikan. Konsep ini berkaitana erat dengan gaze atau pandangan mata yang di perkenankan waktu berbicara bersama-sama. Orang-orang kulit hitam biasanya beerbicara sambil menatap mata dan wajah orag lain, hal sama terjadi bagi orang batak dan timor.
  5. Masalah intonasi cukup berpengaruh dalam berbagai bahsasa yang berbeda budaya. Orang kadang di Lembata/Flores memakai kata bua bearti melahirkan namun kata yang sama kalau ditekan pada huruf akhir ‘a’ – bua’ (buaq), bearti berlayar.
  6. Gaya kaku atau puitis. Ohoiwutun (1997: 105) menulis bahwa jika anda membandingkan bahsa Indonesia yang digunakan pada awal berdirinya negara ini dengan gaya yang dipakai dewasa ini, dekade 90-an maka anda akan dapati bahwa bahasa Indonesia tahun 1950-an lebih kaku.
  7. Bahasa tidak langsung. Setiap bahsasa mengajarkan kepada para penuturnya mekanisme untiuk menyatakan sesuatu secara langsung atau tidak langsung.
  8. Kemampuan Menyampapikan Pesan Non Verbal Antarpribadi

Ketika berhubungan antarpribadi maka ada dua faktor dari peasan non verbal yang mempengaruhi komunikasi antar budaya. Ada beberapa bentuk perilaku non verbal yakni:

  1. Kinesik adalah studi yang berkaitan dengan bahsa tubuh, yang terdiri dari posi tubuh, orientasi tubuh, tampilan wajah, gambaran tubuh, dll.
  2. Okulesik adalah studi tentang gerkan mata dan posisi mata.
  3. Haptik adalah studi tentang perabaan atau memperkenankan sejauh mana seseorang memegang dan merangkul orang lain.
  4. Proksemik adalah studi tentang hubungan antar ruang, antar jarak, dan waktu berkomunikasi, sebagaimana dikategorikan oleh Hall pada tahun 1973, kecenderungan manusia menunjukkan bahwa waktu berkomunikasi itu harus ada jarak antarpribadi, terlalu dekat atau terlalu jauh.
  5. Kronemik adalah studi tentang konsep waktu, sama seperti pesan non verbal yang lain maka konsep tentang waktu yang menganggap kalau suatu kebudayaan taat pada waktu maka kebudayaan itu tinggi atau peradaban maju.
  6. Tampilan, appearance yaitu cara bagaiman seseorang menapilkan diri telah cukup menunjukkan berkolerasi sangat tinggi dengan evaluasi tentang pribadi.
  7. Posture adalah tampilan tubuh waktu sedang berdiri dan duduk.
  8. Pesan-pesan paralinguistik antarpribadi adalah pesan komunikasi yang merupakan gabungan antara perilaku verbal dan non verbal.
  9. Simbolisme dan komunikasi non verbal yang pasif yakni beberapa di antaranya adalah simbolisme warna dan nomor.

 

Bab III

Penutup

A.Kesimpulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya  diantaranya adalah factor psikologis dan  hubungan antarpribadi. Dua factor ini berperan dalam pembentukan atau kebeerlangsungan komunikasi antarbudaya.

B.Saran

Penulisan makalah yang berkaitan dengan Komunikasi Antarbudaya ini merupakan hasil dari proses pembelajaran salah satu mata kuliah Pendidikan Multibudaya. Dalam penyusunan makalah ini, Kami mengakui bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah Kami selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Liliweri, Alo. 2011. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

http://blog.uad.ac.id/fitria1300001195/2015/01/12/komunikasi-antar-budaya/ 5:16 PM 9/2/2107

 

 

Peran media komunikasi dalam dunia dakwah di Indonesia

 

Makalah

“Peran media komunikasi dalam dunia dakwah di Indonesia

Makalah ini disampaikan untuk memenuhi tugas  mata kuliah “Media Komunikasi”

Dosen Pengampu : Alim Puspianto, S.Kom,I

logo-stail 

                                         Oleh:                                          

Nasruddin

201431110021

 

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam(KPI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUKMAN AL HAKIM

PESANTREN HIDAYATULLAH SURABAYA

2016

 

 

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat dan karunia-Nya sehingga kami bias menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau.

Ucapan terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Media Komunikasi Ustadz Alim Puspianto, S.Kom,I,  dengan adanya tugas ini kami bisa mengukur kemampuan kami untuk bagaimana menjadi orang yang bertanggung jawab. Pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan maka dari itu saran dan kritik sangat kami harapkan untuk bahan perbaikan kedepannya.

 

 

 

Penyusun

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dakwah adalah kewajiban setiap muslim (H.A. Mukti Ali, 1987: 71-97) yang harus dilakukan secara berkesinambungan, yang bertujuan kahir mengubah perilaku manusia berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar yakni untuk membawa manusia mengabdi kepada Allah swt. secara total (Deddy Mulyana, 1999: 54). Sebagai suatu aktivitas, dakwah berupaya mengubah suatu situasi tertentu kepada situasi yang lebih baik menurut ajaran Islam. Dengan kata lain dakwah, berarti menyampaikan konsepsi Islam kepada manusia mengenai pandangan dan tujuan hidup di dunia ini (Endang Saifuddin Anshari, 1969: 85).

Tampaknya, dakwah yang dimaksudkan tersebut merupakan aktualisasi iman (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman secara sistematis, untuk memberikan sugesti cara berpikir dan bertindak dalam kerangka individu dan sosial sesuai ajaran Islam (Bisry Hasanuddin, Ed., 1991: 233). Jadi, dakwah hendaknya ditujukan untuk memberikan dasar filosofis bagi eksistensi masyarakat baru, memberikan arah perubahan menuju tatanan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah swt. dan meletakkan Islam sebagai etos kerja yang dengan sendirinya menempatkan agama sebagai penggerak perubahan sosial (Amrullah Ahmad, 1985: 286).

 

Dakwah adalah usaha secara sadar yang dilaksanakan oleh individu/kelompok. Dakwah perlu dikelola secara profesional agar berhasil secara efektif dan efisien. Pengelolaan kegiatan dakwah memerlukan administrasi dan manajemen dakwah yang baik sehingga terjadi perubahan perilaku audience yang menjadi sasaran dakwah (Mulia, MA, APU, 2000: 43). Dengan demikian, dakwah adalah suatu proses yang kompleks. Proses dakwah terjadi karena adanya interaksi antara sejumlah unsur, dimana unsur-unsur yang dimaksud meliputi;dai (komunikator) atau penyampai dakwah, penerima/pendengar, lingkungan dan sarana/media dakwah.

Unsur-unsur tersebut merupakan sebuah sistem yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya dalam suatu aktivitas dakwah. Keberhasilan dakwah sangat ditentukan oleh peran dari semua unsur tersebut. Salah satu unsur yang sangat menunjang di dalam proses berlansungnya dakwah yang dikenal pula dengan istilah media dakwah.
Pengertian Sarana/Media dakwah.

Aktifitas dakwah saat ini tidak cukup dengan menggunakan media-media tradisional, seperti melalui ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian yang masih menggunakan media komunikasi oral atau tutur.Penggunaan media-media komunikasi modern sesuai dengan tarap perkembangan daya fikir manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa,agar dakwah islam lebih mengena sasaran dan tidak out of date.

 
B.Rumusan Masalah

Bagaimana peran media komunikasi dalam dunia dakwah?

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Mengelola Media Komunikasi Sebagai Sarana Dakwah

Dalam dunia modern kehidupan masyarakat tidak lagi dapat dipisahkan dari jurnalistik dan pers. Secara ekstrem para ahli jurnalistik menyamakan pers dengan udara yang dibutuhkan manusia untuk hidup. Manusia modern tidak lagi dapat hidup tanpa mendapatkan suguhan pers, yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi (H. Assegaff, 1991: 9).

Keberhasilan dakwah tidak semata terletak pada format dan isi, tetapi sangat tergantung pula pada metode dan media, pengaruh media informasi sungguh makin nyata. Sementara di kalangan umat Islam umumnya kita juga mulai menyaksikan adanya semacam pergeseran proporsionalitas struktur penggunaan media dakwah, yakni da’wah bil qalam (media cetak) mendapat posisi besar di samping dakwah bil lisan (Hamka dan Rafiq, 1989:122). Meskipun begitu disinilah letak peran dakwah yang sesungguhnya, dimana kita menganal dakwah tidaklah cukup dengan lisan belaka. Ia harus didukung oleh keberadaan media, yang menjadi saluran penghubung antara ide dengan umat dan elemen vital serta urat nadi dalam totalitas dakwah itu sendiri serta merupakan faktor yang dapat menentukkan dan menetralisir proses dakwah.

Astrid S. Susanto menyatakan bahwa media adalah saluran-saluran yang digunakan dalam proses pengoperan lambang-lambang. Kepentingan dakwah terhadap adanya alat atu media yang tepat dalam berdakwah sangat urgen karena media adalah merupakan saluran yang diperlukan di dalam proses pengoperan materi, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan media, materi dakwah akan lebih midah diterima oleh komunikannya.

Adapun media di sini merupakan seperangkat alat modern, yang sering kita sebut dengan alat komunikasi masa. Mengapa media komunikasi dijadikan sebagai sarana dakwah? Dan dijadikannya keberadaan media sebagai alat penyebaran dakwah? Karena setiap kata yang terucap dari manusia gaungnya hanya dapat menjangkau jarak yang sangat terbatas, sedangkan dengan memanfaatkan media atau alat-alat komunikasi massa, maka jangkauan dakwah pun tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu. Inilah salah satu faktor yang menjadikan media sebagai sarana dakwah, selain jangkauannya luas, pokok penyampaian dakwah akan terukir bahkan takkan lekang oleh zaman.

Secara umum fungsi media komunikasi massa tersebut adalah:

  1. memberikan informasi
  2. mendidik
  3. menghibur dan
  4. mempengaruhi  (Effendy, 1986: 116).

Sebagai contoh, surat kabar sebagai salah satu media dakwah, baik surat kabar harian maupun mingguan, keduanya telah memiliki fungsi tersebut di atas. Persoalannya adalah apakah muballigh sudah siap untuk menggunakan dan memanfaatkan surat kabar sebagai media saluran dakwah? Ini adalah sebuah tantangan bagi para muballigh dalam menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat khususnya melalui media cetak (surat kabar).

Ciri masyarakat informasi ditandai dengan makin lebar dan intensidnya kegiatan komunikasi, baik yang bersifat interakatif maupun media massa. Teknologi informasi merupakan ciri dominan kehidupan masyarakat dalam mencari, memproses, dan menyajikan informasi  (Firdaus, 2003: 12).

Dewasa ini, dimana media telah beroperasi dalam konteks social. Terutama setelah hadirnya televisi yang sangat memperluas cakupan komunikasi massa. Sekitar 900 stasiun, belanja iklan di televise kian melonjak  dari US$ 561 juta di tahun 1949 menjadi US$3,6 miliar di tahun 1969. Tingkat minat manusia dalam media ini semakin meningkat dan ini merupakan jalan bagi para pendakwah untuk menjadikan media ini sebagai sarana dakwah.  Karewna dengan media ini, seorang Da’i dapat merangsang penglihatan dan pendengaran Mad’unya atau audience. Terkadang, pesan yang disampaikan melalui media ini, cenderung lebih mudah diterima oleh audience, bahkan dapat membentuk karakter mereka. Materi dakwah yang dikemas dalam bentuk hiburan akan cenderung lebih disukai dari pada dakwah yang disampaikan melalui ceramah keagamaan yang kaku, apalagi membosankan.

Berikut beberapa media komunikasi yang dapat dijadikan sarana dalam berdakwah:

  1. Dakwah Melalui Surat Kabar

Dakwah adalah kewajiban yang harus ditegakkan oleh umat Islam, kapan dan di manapun mereka berada. Dakwah dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk, misalnya melalui perbuatan (akhlak), tutur kata (lisan), dan melalui Wasilah dakwah ini amat besar manfaatnya, sebab ia termasuk dari beberapa media massa pembentuk opini masyarakat ia hampir bisa disebut sebagai “makanan pokok” masyarakat mendambakan i8nformasi dan selalu dapat mengikuti perkembangan dunia. Dakwah melalui wasilah ini dapat membentuk berita-berita islam, dan sebagainya.

Efektifitas wasilah ini dikemukakan oelh Lazarfeld Doob dan Breslon, mengatakan bahwa kelebihan-kelebihan dari mrdia ini adalah:

a ) The Reader Control the Exposer

Medium ini memberikan kesempatan untuk memilih materi-materi yang sesuai dengan kemampuan dan kepentingannya. Bahkan pembaca lebih lanjut dapat membacanya setiap kali dia ingin dean kapan ia ingin berhenti membacanya. Juga dapat membuat rresume jika perlu.

  1. b) Exposer may be and often be repeated

Medium ini diwakili oleh pers tidaklah terikat oleh suatu waktu dalam mencapai khalayaknya. Bahkan secara bebas mereka dapat melihat kembali material yang telah dibacanya untuk mengingatkannya atau menguatkan ingatannya. Maka ia dapat menimbulkan efek berganda yang bertumpu pada akumulative effect. Hal ini tidak dapat dijumpai pada medium-medium yang lain.

  1. c) Treatment may be fuller

Medium yang berbentuk tulisan ini juga dapat mengembamgkan suatu topic yang diinginkan. Maksudnya topic yang ada dapat dikembangkan melalui medium yang lain, misalnya radio, televisi dll.

 

 

  1. d) Specialized appearance is possible

Media ini selanjutnya hidup dan berkembang dalam keadaan yang tidak diikat oleh standar tertentu dalam hal content keseluruhan dibanding pada medium-medium yang lainnya. Ia memiliki  kelebihan lebih luas dan kebebasan gaya yang lebih besar dalam memenuhi selera pembaca.

  1. e) Possible greater prestige

Akhirnya medium yang dapat ditangkap oleh mata ini, dapat memiliki prestise yang tinggi, justru karena dalam pembentukan prestise yang bersifat khusus, dapat membentuk dengan aplikasi khusus, berdasarkan kepada kebiasaan pembaca yang didalamnya tercakup perhatian dan kesenangan untuk membaca. Dan dasar ini pula maka seseorang akan sangat mudah dipengaruhi oleh pembaca.

  1.       Radio

                      Kelebihan-kelebihan media radio sebagai wasilah dakwah adalah:

  1. Bersifat Langsung

Untuk mnyampaikan dakwah melalui radio, tidak harus melalui proses yang kompleks sebagaimana penyampaian materi dakwah lewat pres, majalah umpamanya. Dengan memperasiapkan secarik kertas , da’I dapat secara langsung menyampaikan dakwah di depan mikrofon.

  1. Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan

Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki kekuasaan ialah bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan selain waktu, ruang pun bagi radio siaran tidak merupakan masalah, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju. Daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dakwah dengan media lain dapat dibatasi dengan wasilah radio ini.

  1. Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat

Faktor lain yang menyebabkan radio memiliki kekuasaan adalah daya tarik yang kuat yang dimilikinya. Daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsure yang ada padanya, yakni:

  • Music
  • Kata-kata
  • Efek suang
  1. Biaya yang relative murah

Dibanyak Negara didunia ketiga Asia, Afrika, dan Amerika Latin, radio umumnya telah menjadi media utama yang dimiliki setiap penduduk, baik yang kaya maupun yang miskin. Bedanya, Cuma kecanggihan dari radio itu sendiri.

  1. Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil

Dibeberapa Negara, radio bahkan merupakan satu-satunya alat komunikasi yang efektif untuk menghubungi tempat-tempat terpencil.

  1. Tidak terlambat oleh kemampuan baca dan tulis

Disamping keuntungan-keuntungan diatas radio juga memiliki keuntungan lain. Siaran radio tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis khalayak. Dibeberapa negara Asia tingkat kemampuan baca dan tulis populasinya lebih dari 60%. Jutaan orang tersebut tidak disentuh oleh media massa lain kecuali bahasa radio dalam bahasa mereka.

 

  1.       Film

                        Kalau pers bersifat visual semata dan radio bersifat audio visual semata, maka film dapat dijadikan media dakwah dengan kelebihan sebagai audio visual. Keunikan film sebagai wasilah dakwah ini, antara lain:

  1. Secara psikologis, penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation memiliki kecendurangan yang unik dalam keunggulan daya efektifnya terhadap penonton. Banyak hal yang abstrak, dan samar-samar dan sulit diterangkan dapat disuguhkan kepada khalayak lebih baik dan efisien oleh wasilah ini.
  2. Bahwa media film yang menyuguhkan pesan yang hidup dapat mengurangi keraguan apa yang disuguhkan, lebih mudah diingat dan mengurangi kelupan.
  3. Khusus bagi khalayak anak-anak, sementara kalangan dewasa cenderung menerima secara bulat tanpa lebih banyak mengajukan pertanyaan terhadap seluruh kenyataan situasi yang disuguhkan oleh film.

Film yang mempengaruhi emosi penonton ini memang amat mengesankan seperti film tentang “The Message” yang pernah ditayangkan seolah-olah menghidupkan kembali kenangan sejarah islam dengan lebih hidup dan segar, yang wasilah dakwah lainnya tidak mampu melakukannya.

Disamping itu, dalam perkembangan sekarang pengajaran shalat dan manasik haji, serta ibadah-ibadah praksis lainnya akan dapat lebih mudah diajarkan SD dan video. Sisi kekurangan dakwah melalui media ini adalah memerlukan biaya yang tidak sedikit.

 

  1. Televisi

                        Sebagaimana film, media TV ini juga merupakan media yang bersifat audiovisual, artinya bisa didengar sekaligus dilihat. Televisi kebanyakan masyarakat Indonesia dijadikan arena hiburan dan sumber informasi utama. Dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini dengan efektif, maka secara otomatis jangkauan dakwah akan lebih luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan akan lebih mendalam.

 

  1. Internet

Internet adalah suatu system jaringan komunikasi (berjuta komputer) yang terselubung diseluruh dunia. Internet sendiri merupakan saringan komputer yang terhubung kesaeluruh dunia. Setiap orang dapat dengan mudah menggunakannya, dengan syarat minimalnya adalah mempunyai computer multimedia, modem, saluran telepon, serta Internet Service Provider. Internet berasal dar kepanjangan International Connection Networking. International berarti global atau seluruh dunia; Connection berarti hubungan komunikasi, dan Networking berarti jaringan.

Umat islam masih puas dengan dakwah yang berbentuk ceramah agama di hadapan langsung kelompok agama yang tentunya amat sempit jngkauannya. Jikalau umat islam tidak  memanfaatkan media-media dizaman modern dunia dan globalisasi yang dotandai dengan kecanggihan komunikasi, maka dakwah Islam akan semakin terasing dari umta manusia dan terulung oleh perasingan ideology dengan agama-agama besar lainnya.

  1. Peranan Media Sosial dalam Pengembangan Dakwah

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, forum dan dunia virtual. Blog dan jejaring sosial merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Media sosial digunakan untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar yaitu:

  1. Social Networks, media sosial untuk bersosialisasi dan berinteraksi (Facebook, myspace, hi5, Linked in, bebo, dll)
  2. Discuss, media sosial yang memfasilitasi sekelompok orang untuk melakukan obrolan dan diskusi (google talk, yahoo! M, skype, dll)
  3. Share, media sosial yang memfasilitasi kita untuk saling berbagi file, video, music, dll (youtube, slideshare, feedback, flickr, crowdstorm, dll)
  4. Publish, (wordpredss, wikipedia, blog, wikia, digg, dll)
  5. Social game, media sosial berupa game yang dapat dilakukan atau dimainkan bersama-sama (koongregate, doof, pogo, cafe.com, dll)
  6. MMO (kartrider, warcraft, neopets, conan, dll)
  7. Virtual worlds (habbo, imvu, starday, dll)
  8. Livecast (y! Live, blog tv, justin tv, listream tv, livecastr, dll)
  9. Livestream (socializr, froendsfreed, socialthings!, dll)
  10. Micro blog (twitter, plurk, pownce, twirxr, plazes, tweetpeek, dll)

Media sosial dapat membuat manusia berkomunikasi satu sama lain dimanapun dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli siang atau pun malam. Saat ini media sosial memiliki dampak besar pada kehidupan di zaman modern. Seseorang yang asalnya “kecil” bisa seketika menjadi besar dengan media sosial, begitupun sebaliknya orang “besar” dalam sedetik bisa menjadi “kecil” dengan media sosial.

Banyak sekali manfaat yang akan didapat dengan memanfaatkan media sosial. Baik sebagai media pemasaran, bisnis, mencari koneksi, memperluas pertemanan, ataupun berdakwah. Tapi di lain sisi, tidak sedikit pula kerugian yang akan didapat.

Gagasan McLuhan yang mengatakan bahwa “The medium is the message”, merupakan terbukanya pintu dalam perkembangan teknologi termasuk di dalamnya media sosial. Media sosial menjadi bagian dari perkembangan itu. Media dipandang sebagai perluasan dari alat indra manusia, telepon merupakan perpanjangan telinga dan televisi adalah perpanjangan mata. Maka dengan menggunakan media sosial manusia seperti saling berkomunikasi secara langsung. Hanya saja penggunaan dan kontrol terhadap media sosial saat ini masih belum tegas. Sehingga masih sering terjadi tindak kriminal dalam media.

Oleh karena itu, memanfaatkan media sosial harus dengan bijak dan arif. Menggunakan media sosial secara bijak akan memudahkan seseorang untuk belajar, mencari kerja, mengirim tugas, mencari informasi, berbelanja, ataupun berdakwah. Dalam perkembangannya media sosial digunakan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti pendidikan, bisnis, bahkan untuk brdakwah. Realitas yang dapat kita perhatikan saat ini misalnya dengan mencermati penggunanan media sosial seperti facebook dan twitter.

Ustaz Yusuf Mansur misalnya yang menggunakan media sosial facebook dalam dakwahnya.  Ustaz Yusuf Mansur biasanya hanya sekedar men-share kata-kata mutiara Islam, hadits dan kutipan ayat-ayat daam Al-Quran kepada setiap orang yang men-like akun facebook miliknya. Proses dakwah yang sedikit sederhana ini ternyata dirasakan efektif dan efisien.

Selain facebook, saat ini juga telah banyak dikembangkan software aplikasi yang memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan dakwah. Hal lain yang bisa kita manfatkan adalah dalam hal efisiensi. Jika secara fisik kitab-kitab hadits yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan itu, dengan kemajuan Teknologi Informasi cukup disimpan dalam sebuah komputer/flashdisk yang mudah dibawa dan dibaca dimanapun. Aplikasi tersebut antara lain:

  1. Al Quran digital
  2. Haditsweb
  3. Maktabah syamilah
  4. Kitab 9 imam (Kutubu attisāh)

 

BAB III

KESIMPULAN

            Bidang iman dan segala aspeknya adalah otoritas agama melalui wahyu sedangkan bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang manusia untuk mengumpulkannya dan mengembangkannya di dunia ini. Ilmu tersebut adalah meliputi ilmu tentang alam dan ilmu tentang manusia dalam hubungan sesama manusia yang disebut ilmu-ilmu sosial.

Ilmu dan teknologi merupakan produk dari kerja akal penalaran serta keterampilan manusia, yang sangat berguna dalam memakmurkan bumi serta mengembangkan kebudayaan dan peradaban. Ilmu dan teknologi juga sangat diperlukan dalam pelaksanaan dan pengembangan dakwah efektif. Tanpa pemanfaatan ilmu dan teknologi dakwah tidak akan berlangsung efektif. Dakwah sebagai amal shaleh selain membutuhkan iman dan takwa, dakwah juga membutuhkan dimensi ilmu dan teknologi, karena melakukan dakwah harus selaras dengan hukum-hukum tuhan yang menguasai lingkungan sosial manusia.

Dapat disimpulkan bahwa ilmu dan teknologi dalam pelaksanaan dakwah sangat diperlukan untuk mencapai efektivitas dan efesiensi. Ilmu yang sangat dekat dengan dakwah yaitu ilmu komunikasi yang telah berkembang dan diakui secara internasional. Ilmu komunikasi adalah imu yang bersifat eklektif, yaitu melintasi berbagai bidang disiplin lainnya, terutama ilmu sosial yang rasional dan empiris. Sedangkan teknologi yang dekat dengan dakwah adalah teknologi komunikasi terutama yang berkaitan dengan media massa (Pers, film, radio, televisi) dan media interaktif atau media sosial melalui komputer ataupun gadget dengan menghubungkan ke internet.

 

 

 

 

 

“Muhammadiyah dan Ikhwanul Muslimin”

 

MAKALAH

WAWASAN DAN PERGERAKAN ISLAM

Muhammadiyah dan Ikhwanul Muslimin”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah wawasan pergerakan islam yang dipersentasikan di depan kelas

Dosen Pengampu : Drs. Mohamad Nur Fuad, MA

Oleh :

NASRUDDIN

201431110021

 

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUKMAN AL HAKIM SURABAYA

PESANTREN HIDAYATULLAH SURABAYA

2016

 

 

Kata pengantar

 

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau hingga kelak.

Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah ” Wawasan Pergerakan Islam” Ustadz Drs. Mohamad Nur Fuad, MA.

Dalam pembuatan makalah ini juga tentu banyak kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan guna menjadi bahan perbaikan akmi sebagia mahasiswa.

 

 

 

 

Penyusun

 

 

Bab I

Pendahuluan

A.Latarbelakang Masalah

Siapapun, jika ia mengaku sebagai seseorang yang mengikuti perkembangan dunia Islam, maka dalam benaknya seketika akan muncul segala pengetahuan yang saling terhubung. Ya, serentetan gambaran akan segera muncul tatkala disebutkan sebuah nama, yakni “Muhammadiyah dan al-Ikhwanul al-Muslimin”. Gambaran yang dimaksud bisa sangat luas meliputi segala yang berkenaan dengan nama itu, mulai dari gambaran tentang siapa yang pertama kali melahirkan nama itu, di mana nama itu pertama kali muncul, bagaimana eksistensinya dulu hingga saat ini, dan seribu pertanyaan lain yang bisa ditanyakan oleh pikiran.

Tak kalah pentingnya,  jika disebut nama tersebut, sebenarnya dengan sendirinya akan terhubung dengan negeri kita tercinta ini (tentunya jika kita mencitai negeri ini), Indonesia. Tidak perlu diragukan lagi, karena memang Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar. Oleh karena itu, ketika kita menyebut hubungan “Muhammadiyah dan al-Ikhwanul al-Muslimin” dengan Dunia Islam, maka sebenarnya kita juga sedang menyebut hubungannya dengan Indonesia.

Sebagai orang Indonesia, sudah sepatutnya para pembaca menaruh perhatian lebih atas makalah ini. Makalah ini mungkin memang bukan sebuah kumpulan informasi yang lengkap tentang subyek yang akan dibicarakan yaitu “Muhammadiyah dan al-Ikhwan al-Muslimin”. Akan tetapi, kalaulah tidak dapat menjadi kobaran apinya, setidaknya makalah ini adalah sepercik api, yang menyulut rasa ingin tahu anda tentang “Muhammadiyah dan al-Ikhwanul al-Muslimun”. Dan, kalau memang anda tersulut, maka anda akan memperdalam sendiri pengetahuan tentang ini. Akhirnya selamat berjelajah di makalah kami.

B.Rumusan Masalah

  1. Apa itu Muhammadiyah dan ikhwanul Muslimin?
  2. Bagaimana proses lahirnya ormas Muhammadiyah dan Ikhwanul Muslimin?
  3. Apa perbedaan dan persamaan antara kedua ormas tersebut?

 

Bab II

Pembahasan

A.Latarbelakang

1.Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

 

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

 

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.

 

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaruan dari pendirinya, Kyai Haji Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan. Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain:

  1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
  2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
  3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;
  4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
  5. dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat

(Junus Salam, 1968: 33).
Karena itu, jika disimpulkan, bahwa berdirinya Muhammadiyah adalah karena alasan-alasan dan tujuan-tujuan sebagai berikut: (1) Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam; (2) Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern; (3) Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam; dan (4) Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar (H.A. Mukti Ali, dalam Sujarwanto & Haedar Nashir, 1990: 332).

2.Ikhwanul Muslimin

JamaahIkhwanul Muslimin berdiri di kota Ismailiyyah, Mesir pada tahun 1928 iaitu 4 tahun selepas kejatuhan sistem khalifah Islam terakhir iaitu Khalifah Turki Uthmaniyyah oleh HAB, bersama keenam tokoh lainnya, yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki al-Maghribi. Ikhwanul Muslimin pada saat itu dipimpin oleh Hassan al-Banna. Pada tahun 1930, Anggaran Dasar Ikhwanul Muslimin dibuat dan disahkan pada Rapat Umum Ikhwanul Muslimin pada 24 Sep 1930. Pada tahun 1932, struktur administrasi Ikhwanul Muslimin disusun dan pada tahun itu pula, Ikhwanul Muslimin membuka cabang di Suez, Abu Soweir dan al-Mahmoudiya. Pada tahun 1933, Ikhwanul Muslimin menerbitkan majalah mingguan yang dipimpin oleh Muhibuddin Khatib.

 

Ikhwanul Muslimin adalah salah satu jamaah dari umat Islam yang mengajak dan menuntut ditegakkannya syariat Islam, hidup di bawah naungan Islam, seperti yang diturunkan Allah kepada Rasulullah saw, dan diserukan oleh para salafush-shalih, bekerja dengannya dan untuknya. keyakinan yang bersih, pemahaman yang benar yang sesuai fikrahnya, syariah yang mengatur kehidupan sehari-hari dan juga dalam berpolitik.

Mereka berdakwah kepada Allah. Yang berlandaskan firman Allah Taala:

 

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S An-Nahl:125)

 

Ikhwanul Muslim didirikan oleh Hasan Al-Banna karena keperihatinannyaatas kondisi keimanan umat islam, jauh dari keimanan dan dijajah oleh para penguasa yang dzalim. Hasan Al-Banna sendiri adalah seorang Ulama sekaligus guru di Universitas Dar’al-Ulum, kairo. Beliau mengajar ilmu fiqih, tauhid, nahwu, hifdzil Qur’an, dan ilmu-ilmu lainnya. Beliau pun sering meluncurkan tulisan-tulisan yang bersumber dari hasil ceramah-ceramahnya, maupun kritik-kritiknya atas  pemerintahan Mesir. Diantara karya-karyanya adalah Allah fi al-‘Aqiqah al-Islamiyah (Allah menurut aqiqah islam), Ila al-Thulab ( Kepada para mahasiswa), Risalah al-‘Aqaidh ( Risalah akidah, dan masih banyak lagi karya-karya beliau yang ditulis oleh anggota Ikhwanul Muslim.

Pada bulan dzulhijah 1346 H (Maret 1928), Hasan Al-Banna didatangi oleh beberapa orang. Mereka adalah Hafidz Abdul Hamid, Ahmad Al-Husyairi, Fuad Ibrahim Ismail Izz, Al-Maghriby, dan Abdurrahman Hasbullah. Mereka menyatakan kesetiaan mereka kepada Al-Banna dan bermaksud menggabungkan diri kedalam sebuah perkumpulan yang dipimpin oleh Hasan Al-Banna. Dari pertemuan tersebut dimusyawarahkan nama sebuah organisasi, yang pada akhirnya disepakati menggunakan nama Ikhwanul Muslim. Dengan nama tersebut dimaksudkan agar mereka dapat bersatu padu dalam sebuah ikatan tali persaudaraan yang semata-mata mengabdi pada islam.

 

  1. Tujuan Berdirinya

1.Muhammadiyah

Memilikicita-cita membebaskan umat Islam dari keterbelakangan dan membangun kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid (pembaruan) yang meliputi aspek-aspek tauhid (‘aqidah), ibadah, mu’amalah, dan pemahaman terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan kepada sumbernya yang aseli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shakhih, dengan membuka ijtihad. Adapun singkatnya antara lain:

  • Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam;
  • Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern;
  • Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam; dan
  • Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar muhammadiyah

2.Ikhwanul Muslimin

Dalam buku  Risalah pergerakan Ikhwanul Muslimin tujuan pendirian Ikhwanul Muslimin adalah untuk melakukan ishlahulumah (perbaikan masyarakat) dan tercermin didalamnya setiap unsur dari berbagai pemikirandalam rangka perbaikan. Ada delapan hal yang menjadi tujuan Ikhwanul Muslimin, yaitu:

  1. Dakwah salafiyah: karena mereka berdakwah untuk engajak kembali (kepada islam) kepada sumernya yang jernih dari kitab Allah dan sunah Rasulnya.
  2. 2Thariqah suniyah: karena mereka membawa jiwa untuk beramal dengan sunah yang suci- khusus masalah akidah dan ibadah- semaksimal mugkin sesuai kemampuan mereka.

3.Hakikat shufiyah: karena memahami bahwa aspek kebaikan adalah kesucian jiwa, kejernihan hati, kontinyunitas amal, berpaling dari ketergantungan kepada mahluk, mahabbah fillah dan keterikatan kepada kebaikan.

4.Hai’ah siyasiah: karena mereka menuntut perbaikan dari dalam terhadap hukum pemerintahan, meluruskan persepsi yang terkait dengan hubungan umat islam terhadap bangsa-bangsa lain diluar negri, mentarbiyah bangsa agar memiliki ‘izzah dan menjaga idenditasnya.

5.Jama’ah riyadhiyah: karena mereka sangat memprhatikan masalah fisik, dan memahami benar akan sabda Rasulullah saw seorang mukmin yang kuat lebih disenangi Allah dari pada muslim yang lemah.

  1. 6Rabithah ‘ilmiyah tsaqafiyah: karena islam menjadikan Thalabul ‘ilmisebagai kewajiban setiap muslim dan muslimah.

7 Syirkah iqtishadiyah: karena islam sangat memperhatikan perolehan harta dan pendistribusiannya.

8.Fikrah ijtima’iyah: karena mereka sangat menaruh perhatian pada segala penyakit yang ada didalam masyarakat islam dan berusaha mentrapi dan  berusaha mentrapi dan mengobatinya.

 

C.KonsepPengkaderan

1.Muhammadiyah

  • Meningkatkan kualitas pengkaderan dalam segala aspek
  • Meningkatkan kompetensi kader(akademis dan intelektual)
  • Penguatan sekolah-sekolah kader muhamadiyah
  • Pemaantapan dan peningkatan pembinaan ideology kader/anggota.

 

2.Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin memiliki konsep berupa:

– Allah tujuan kami (Allahu ghayatuna)

– Rasulullah teladan kami (Ar-Rasul qudwatuna)

– Al-Qur’an landasan hukum kami (Al-Quran dusturuna)

– Jihad jalan kami (Al-Jihad sabiluna)

– Mati syahid di jalan Allah cita-cita kami yang tertinggi (Syahid fiisabilillah asma amanina)

 

Walaupun begitu, Ikhwanul Muslimin tetap mengikuti perkembangan teknologi dan tidak meninggalkannya. Sebagai organisasi Islam moderat, Ikhwanul Muslimin diterima oleh segala lapisan dan pergerakan. Ikhwanul Muslimin menekankan adaptasi Islam terhadap era globalisasi.

Pemikiran dan pergerakan Ikhwanul Muslimin mencakup delapan aspek yang mencerminkan luasnya cakupan Islam sebagai ideologi yang mereka anut.

 

D.Kepemimimpinan

1.Muhammadiyah

KH.Ahmad Dahlan cenderung menitikberatkan pada trnasformasi nilai-nilai melalui prasarana kultural yang tidak menimbulkan guncangan. Pemimpin transformasional mengubah dan  memotivasi para pengikutnya dengan:

  • Membuat mereka lebih menyadari pentingnya hasil tugas.
  • Membujuk mereka untuk mementingkan kepentingan tim atau oranisasi mereka dibandingkan dengan kepentingan pribadi
  • Mengaktifkan kebutuhan mereka pada tingkat yang lebih tinggi

2.Ikhwanul Muslimin

Polakepemimpinan  Ikhwanul Muslimin terdiri dariketua dan lainnya, pola keorganisasian bersifat terbuka dan tersebar luas. Anggotanya tidak hanya dari orang-orang mesir saja, tetapi semua umat islam diberbagai daerah dan wilayah. Tumbuh dan berkembangnya jema’aah Ikhwanul Muslimin dengan berbagai dinamika pergerakannya baik dalam bidang dakwah maupun politik, tak heran jika jema’ah yang satu ini sangat berpengaruh terhadap laju perjuangan islam di berbagi penjuru dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri partai yang mengikuti jejak Ikhwanul Muslimin adalah PKS (Partai Keadilan Sejahtera).

 

E.Pola Pembinaan

1.Muhammadiyah

  • Pembinaan keislaman,seperti penanaman nilai-nilai Islam sesuai dengan pandangan Muhammadiyah.
  • Pembinaan jiwa persyarikatan,
  • Pembinaan keilmuan dan wawasan
  • Pembinaan kepemimimpinan dan manajemen,
  • Pembinaan keterampilan,informasi dan keilmuan

 

2.Ikhwanul Muslimin

Pola pembinaan Ikhwanul Muslimin yaitu melalui pengajian kepada keluarga-keluarga, tetangga-tetangga, masyarakat baru setelah cukup besar dan kuat mereka mulai berdakwah kepemerintahan.

 

F.Program Dakwah

1.Muhammadiyah[1]

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan gerakan islam , maksud gerakan ialahdakwah islam dana mar ma’ruf nahi munkar yang ditunjukan pada dua bidang : yaitu perseorangan dan masyarakat

Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang pertama terbagi menjadi dua golongan:

  1. Kepada yang telah islam bersifat pembaruan (tajdid) , yaitu mengembalikan kepada ajarajan-ajaran islam yang murni
  2. Kepada yang belum islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama islam.

Adapun dakwah islam dan amar ma’ruf nahi munkar bidang kedua ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan.

2.Ikhwanul Muslimin

Imam Hasan al-Banna pernah menyatakan:

“Sistem bekerja Ikhwamul Muslimin mempunyai tingkatan tertentu dan program yang jelas. Kami tahu apa yang kami inginkan dan cara apa yang harus ditempuh dalam mewujudkan cita-cita itu. Program-program itu ialah:

  1. Kami mendidik muslim paripurna, baik pemikiran dan aqidahnya, maupun akhlak dan amalnya.  Inilah cara pembentukan pribadi Ikhwanul Muslimin.
  2. Kami mengharapkan terbinanya sebuah rumah tangga muslim, baik dalam pemikiran, akidah, akhlak, perasaan dan tingkah laku. Oleh karena itu Ikhwanul Muslimin sangat memperhatikan kaum wanita sebagaimana kaum pria.  Ikhwanul Muslimin sangat memperhatikan kaum wanita sebagaimana kaum pria.  Ikhwanul Muslimin sangat memperhatikan perkembangan anak-anak sebagaimana terhadap pemuda. Inilah cara pembinaan keluarga Ikhwanul Muslimin.
  3. Kemudian kami mengharapkan terbinanya suatu masyarakat muslimin dalam segala aspek kehidupan.  Maka Ikhwanul Muslimin berusaha agar dakwahnya dapat dilancarkan ke semua rumah, dan dapat di dengar di semua tempat.  Ikhwanul Muslimin berusaha agar gagasannya mudah berkembang sampai ke desa-desa dan kota-kota, dengan mempersiapkan tenaga dan sarananya.
  4. Seterusnya kami bercita-cita membangun suatu pemerintahan muslimin yang membina masyarakatnya ke masjid, yang sesuai dengan petunjuk Islam, sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh para sahabat Rasulullah saw. Abu Bakar Shiddik dan Umar bin Khattab ra. Kami tidak membenarkan setiap sistem pemerintahan yang tidak berdasarkan prinsip Islam. Ikhwanul Muslimin tidak membenarkan sistem partai politik dan segala bentuk tradisional yang dipaksakan. Ikhwanul Muslimin akan berusaha menghidupkan sistem pemerintahan Islam dengan segala aspeknya. Dan akan membentuk pemerintahan Islam atas dasar sistem itu….”

 

 

 

Bab III

Penutup

Kesimpulan

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

Jadi kemuhammadiyahan adalah berisi tentang pengertian tentang apa itu organisasi Muhammadiyah, apa visi-misi, dan pengertian tentang peran Muhammadiyah dalam kehidupan demi terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Adapun ikhwanul muslimin merupakan ormas yang didirikan oleh Hasan Al-Banna  yang lahir pada bulan oktober 1906 M. di wilayah Buhairah, Desa Mahmudiyah yang terletak 90 mil dari barat daya kairo. Dia dilahirkan dari kalangan keluarga yang taat beragama. Setelah kembali dari kairo,  al-Banna memulai dakwahnya di Isma’iliyah (salah satu provinsi Mesir). Dari Masjid, ia mengadakan dialog lepas seputar keagamaan dan problematika sosial dengan kalangan masyarakat di tempat-tempat umum, para pemuka agama serta para pemikir yang kurang konkrn terhadap Islam (pemikir sekular). Dakwah semakin meluas dan tantangan yang dihadapinya pun bertambah. Gerakan dakwah bermunculan di mana-mana, tergabung dalam berbagai organisasi. Di Kairo telah berdiri  jam’iyah  Al-Syubban  Al-Muslimin dan disusul dengan organisasi dakwah lainya. Oase dakwah memberi ilham berdirinya gerakan Islam Al-Ikhwan Al-Muslimin, yang di pimpinya, pada Maret 1928 M. Adapun motto pergerakan Ikhwan Al-Muslimin adalah: “ Allah tujuan kita, Rasullah pemimpin kita, Al-Quran hukum kita, Mati syahid harapan kita”

 

 

[1]Malang.muhammadiyah.or.id/diakses jum’at,23/09/2016. 4:08

“Komunikasi dan Hubungan Antarpribadi”

 

MAKALAH

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Komunikasi dan Hubungan Antarpribadi”

Disampaikan untuk memenuhi syarat tugas kuliah

Yang Dipresentasikan di Seminar Kelas Mata Kuliah Komunikasi Interpersonal

Kelas Takhasus Program Studi Komunikasi dan Penyaiaran Islam

Dosen Pengampu: Ust. Mashud, S.Sos.I, M.Si

logo-stail 

Oleh:

Nasruddin

201431110021

 


PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

JURUSAN DAKWAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL HAKIM

SURABAYA

2016

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat dan karunia-Nya sehingga kami bias menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau.

Ucapan terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Interpersonal Ustadz Mashud, S.Sos,I. M.Si , dengan adanya tugas ini kami bisa mengukur kemampuan kami untuk bagaimana menjadi orang yang bertanggung jawab. Pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan maka dari itu saran dan kritik sangat kami harapkan untuk bahan perbaikan kedepannya.

 

 

 

Penyusun

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latarbelakang

Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial, adalah perilaku komnikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain. Dari lahir sampai mati, cenderung memerlukan bantuan orang lain (tidak terbatas pada keluarga, saudara, dan teman). Kecenderungan ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan fakta bahwa semua kegiatan yang dilakukan manusia berhubungan dengan orang lain.

Secara kodrati, manusia hidup sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, artinya bahwa setiap manusia pada hakikatnya memiliki “keunikan”  yang membedakan dengan orang lain. Setiap orang memiliki kedudukan  dan peran berbeda, saling memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai makhluk sosial, artinya bahwa secara kodrati sejak dilahirkan manusia memerlukan bantuan orang lain.

Karakteristik kehidupan sosial mewajibkan setiap individu untuk membangun sebuah relasi dengan orang lain, sehingga akan terjalin sebuah ikatan perasaan yang bersifat timbal balik dalam suatu pola hubungan yang dinamakan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal dalam arti luas adalah interaksi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam segala situasidan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak.

B.RumusanMasalah.

  • Apa pengertian dari komunkasi interpersonal?
  • Apa pengertian dari hubungan interpersonal?
  • Apa faktor terbentuknya hubungan interpersonal?
  • Apa faktor yang mempengaruhi daya tarik?

 

 

C.TujuanPenulisan

Setelah membaca dan memahami makalah ini maka pembaca diharapkan dapat:

  • Mengidentifikasikan dan menjelaskan tiga pendekatan untuk mendefinisikan komunikasi antarpribadi
  • Mengidentifikasikan dan mendefinisikan model lima tahap hubungan antarpribadi.
  • Menjelaskan bagaimana keluasan dan kedalaman berkaitan dengan pengembangan hubungan antarpribadi.
  • Mampu menjelaskan lima faktor yang mempengaruhi daya tarik kita terhadap orang lain.

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.Komunikasi Antarpribadi

Para ahli teori komunikasi mendefinisikan komunikasi antarpribadi secara berbeda-beda (Bochner, 1978; Capella, 1987; Miller, 1990). Di sini kita membahas tiga pendekatan utama.[1]

  • DefiniBerdasarkan Komponen (Componential)

Definisi berdasarkan komponen menjelaskan  komunikasi antarpribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya dalam hal ini, penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok  kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

  • Definisi Berdasarkan Hubungan Diadik (Relational [dyadic])

Dalam definisi berdasarkan hubungan, kita mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungasn yang mantap dan jelas. Jadi, misalnya, komunikasi antarpribadi meliputi komunikasi yang terjadi antara pramuniaga dengan pelanggan, anak dan ayah, dua orang dalam suatu wawancara, dan sebagainya.Dengan definisi ini hamper tidak mungkin ada komunikasi diadik (dua orang)  yang bukan komunikasi antarpribadi.

  • Definisi Berdasarkan Pengembangan (Developmental)

Dalam pendekatan pengembangan, komunikasi antarpribadi dilihat sebagai akhir dari perkembangan dari komunikasi yang bersifat tak-pribadi (impersonal) pada suatu ekstrem menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrem yang lain. Perkembangan ini mengisyaratkan atau mendefinisikan pengembangan komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi ditandai oleh, dan dibedakan dari, komunikasi tak-pribadi (impersonal)  berdasarkan sedikitnya tiga factor:

PrediksiBerdasarkanData

Dalam interaksi antarpribadi kita bereaksi terhadap pihak lain berdasarkan  data psikologis –atau bagaimana orang ini berbeda dengan anggota-anggota kelompoknya. Dalam perjumpaan tak-pribadi kita menanggapi orang lain berdasarkan data sosiologis, atau kelompok dimana orang tersebut menjadi anggotanya.

Pengetahuan yang Menjelaskan (Explanatory Knowledge)

Dalam interaksi antarpribadi kita mendasarkan komunikasi kita pada pengetahuan yang menjelaskan tentang masing-masing dari kita. Bila anda mengenal orang tertentu, anda dapat menduga-duga bagaiman orang itu akan bertindak dalam berbagai situasi. Dalam situasi antarpribadi Anda tidak hanya menduga-duga bagaiman orang itu bertindak, melainkan menjelaskan prilaku ini. Seorang Profesor mungkin, dalam hubungan tak-pribadi mengetahui bahwa  Pat akan terlambat lima menit setiap jumat. Artinya Profesor ini mampu menduga prilaku Pat. Tetapi, dalam situasi antarpribadi, professor ini juga dapat memberikan penjeasan tentang prilaku ini. Misalnya, professor tersebut dapat memberikan alasan untuk keterlambatan ttersebut.

Aturan yang Ditetapkan secara Pribadi.

Masyarakat menetapkan aturan-aturan interaksi dalam dituasi tak-pribadi. Contoh, Mahasiswa dan professor berprilaku satu terhasap yang lain menurut aturan (adat kebiasaan) social yang ditetapkan oleh leluhur. Tetapi, bila hubungan antara mahasiswa dengan profesor menjadi antarpribadi, adat kebiasaan menjadi tidak penting.

B,Hubungan Antarpribadi[2]

Kita dapat menjelaskan hubungan antaroribadi dengan mengidentifikasikan dua karakteristik penting. Pertama, hubungan anatrpribadi berlangsung melalui beberpa tahap, mulai dari tahap interaksi sampai ke pemutusan. Kedua, hubungan antarpribadi berbeda-beda dalam hal keluasan dan kedalamannya.

HubunganTerbina Melalui  Tahap-tahap

  • Kontak. Pada tahap awal kita membuat kontak. Ada beberapa macam persepsi alat indra. Anda melihat, mendengar, dan membaui seseorang. Menurut beberapa periset, pada tahap inilah dalam empat menit pertama interaksi awal.
  • Keterlibatan. Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih jauh, ketika kita mengikatkan diri kita untuk mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita.
  • Keakraban. Pada tahap ini anda mengikat diri lebih jauh pada orang lain. Anda mungkin mengikat hubungan primer, dimana orang ini menjadi sahabat baik atau kekasih anda.
  • Perusakan. Tahap ini merupakan penurunan hubungan, ketika ikatan kedua pihak melemah. Pada tahap perusakan anda mulai merasa bahwa hubungan ini tiddaklah sepenting yang anda pikirkan sebelumnya. Anda berdua semakin jauh.
  • Pemutusan. Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua pihak

Sedangkan Leliweri (1997) mengutip beberapa pendapat tentang jenis-jenis hubungan antarpribadi yaitu: pendapat dari Duck (1976), Bythe (1971), Rawlins (1959), Argyle dan Furnham (1983),mjuga Silars dan Scott (19830, Oslon dan Cromwel (1975) mengemukakan bahwa ada enam jenis atau tahap hubungan antarpribadi yaitu; (1) tahap perkenalan; (2) tahap persahabatan; (3) tahap keakraban/keintiman; (4) tahap hubungan suami istri; (5) tahap hubungan orang tua dengan anak; dan (6) tahap hubungan persaudaraan.[3]

Keluasan dan Kedalaman Hubungan Berbeda-beda[4]

Hubungan dapat diuraikan menurut jumlah topik yang dibicarakan oleh dua orang serta derajat “kepersonalan” yang mereka lekatkan pada topik-topik itu (Altman & Taylor, 1973; Taylor & Altman, 1987). Banyaknya topik yang anda komunikasikan disebut sebagai keluasan (breadth).Derajat dalamnya (depth).

Penetrasi Sosial. Kita dapat menguraikan hubungan –persahabatan, percintaan, kekeluargaan- dari segi keluasan dan kedalaman. Konsep ini sangat penting bagi teori penetrasi sosial yang dikembangkan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor (1973; Taylor & Altman, 1987). Pada tahap awalnya, suatu hubungan biasanya ditandai dengan kesempitan (topik yang dibahas hanya sedikit) dan kedangkalan (topik yang didiskusikan hanya dibahas secara dangkal. Jika pada permulaan hubungan topik-topik yang dibahas secara mendalam biasanya anda akan merasakn ketidaknyamanan.

Depenetrasi. Bila suatu hubungan rusak, keluasan dan kedalaman sering kali berbalik arah dengan sendirinya –suatu proses depenetrasi (Boxter, 1983). Sebagai contoh, seraya mengakhiri suatu hubungan, Anda mungkin menghilangkan topik-topik tertentu dari interaksi antarpribadi Anda.

FaktorPengaruh Kadar Hubungan Interpersonal

Beberapa factor yang mempengaruhi kadar hubungan interpersonal adalah sebagai berikut:[5]

  • Toleransi

Toleransi menhendaki adanya kemauan dari masing-masing untuk menghargai perasaan orang lain. Toleransi menjadi faktor pengaruh hubungan interpersonal, hal ini disebabkan dengan dikembangkannya sikap toleran /tenggang rasa, maka seandainya timbul pendapat kepentingan kedua belah pihak dapat saling menghargai, sehingga perbedaan kepentingan itu tidak berkembang sebagai kendala kebersamaan.

  • Kesempatan-kesempatan yang seimbang

Artinya rasa memperolah keadilan dari interaksi akan menentukan kadar hubungan interpersonal.

  • Sikap menghargai orang lain

Sikap ini menghendaki adanya pemahaman bahwa setiap prang itu memiliki martabat.

  • Sikap mendukung, bukan sikap bertahan

Sikap mendukung (support) berarti memberikan persetujuan terhadap orang lain. Sedangkan sikap bertahan, berawal dari adanya perbedaan pendapat. Apabila dua orang saling bertahan, apalagi salah satu pihak terang-terangan menyerang pertahan pihak lain, maka ada kemungkinan karakteristik hubungan menjadi renggang.

  • Sikap terbuka

Sikap terbuka adalah sikap untuk membuka diri, mengatakan tentang keadaan diri secara terbuka dana pa adanya.

  • Penilaian bersama atas informasi

Pemilikan bersama atas informasi dapat dilihat dari aspek “keluasan” dan “kedalaman” . Keluasan menunjukkan variasi topik yang dikomunikasikan. Kedalaman menunjukkan keintiman apa yang dikomunikasikan, bahkan menyangkut persoalan pribadi.

  • Kepercayaan

Kepercayaan adalah perasaan bahwa tidak ada bahaya dari orang lain dalam suatu hubungan.

  • Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih saying, kedekatan, dan kehangatan.
  • Kesejajaran, atau posisi yang sama bagi kedua pihak.
  • Kontrol, atau pengawasan. Agar hubungan interpersonal terjaga dengan baik, maka perlu pengawasan berupa kepedulian.
  • Yaitu ketepatan dalam memberikan tanggapan.
  • Suasan emosional. Adalah keserasian suasan emosional ketika komunikasi sedang berlangsung, ditunjukkan dengan ekpresi yang relevan.

Menilai Kadar Hubungan Interpersonal

Berikut ini dikemukakan beberapa kriteria untuk menilai kadar hubungan interpersonal:[6]

  1. Mengenal profil diri. Artinya kadar hubungan interpersonal dapat diukur dari dari sebeberapa jauh kita mengenal profil orang lain.
  2. Memperoleh informasi tentang orang lain (bahkan yang bersifat negatif)
  3. Aturan-aturan dalam hubungan interpersonal lebih banyak dikembangkan oleh kedua belah pihak. Maksudnya seberapa jauh masing-masing pihak berperan bersama-sama dalam mengembangkan “aturan” sebagai kesepakatan bersama.
  4. Mengutamakan kepentingan bersama,
  5. Maksudnya apabila diantara mereka saling mengenal cukup mendalam, tidakhanya mengenal nama dan alamatnya, namun mengenal dengan baik hal-hal yang bersifat pribadi, dan dilakukan dalam suasan yang menyenangkan.
  6. Kebersamaan, maksudnya kedua belah pihak saling melengkapi dan saling kerjasama.
  7. Kesalingbergantungan, ditandai dengan adanya perasaan dan pengakuan tidak hadirnya seorang teman, menyebabkan suasana kurang nyaman.
  8. Mendatangkan kebahagiaan, bahwa kehadiran seorang teman disamping kita memiliki arti yang sangat penting.
  9. Kuantitas dan kualitas. Kuantitas menunjukan frekuensi, semakin tinggi frekuensi komunikasi, menunukkan kadar hubungan yang semakin baik.

C.Daya Tarik Antarpribadi

Dalam mengembangkan hubungan, salah satu variabel yang paling paling banyak ditelaah adalah daya tarik (attraction). Apa yang membuat kita tertarik kepada orang-orang tertentu dan tidak kepada yang lain? Mengapa orang tertentu tertari kepada kita dan orang lain tidak? Riset dan teori telah mengidentifikasi lima faktor utama yang mempengaruhi daya tarik ini.[7]

  • Daya Tarik (tarik dan Kepribadian

Bila Anda mengatakan “saya merasa orang itu menarik,” barangkali anda memaksudkan bahwa orang itu menarik secara fisik atau kepribadian atau cara prilakunya menarik. Kebanyakan, kita lebh menyukai orang yang secara fisik menarik daripada orang yang secara fisik tidak menarik, kita lebih orang yang memiliki kepribadian menyenangkan daripada tidak.

Membentuk Citra (Impresi). Umumnya, kita melekatkan karakteristik-karakteristik positif kepada orang yang menurut kita menarik dan karakteristik-karakteristik negatif kepada orang yang kita anggap tidak menarik.

  • Kedekatan (Proksimitas)

Mengapa kedekatan berpengaruh?. Ada banyak sebab mengapa kedekatan fisik mempengaruhi daya tarik antarpribadi. Kita tampaknya mempunyai harapan-harapan positif tentang manusia dan karenanya ingin meyukai atau tertarik kepada mereka yang berada dekat kita. Kedekatan juga memungkinkan kita lebih mengenal orang lain. Kita mungkin mulai menyukai orang yang kita kenal karena, dengan semakin mampunya kita memperkirakan perilaku mereka, kita tidak lagi merasa terlalu takut kepada mereka.

  • Pengukuhan

Kita menyukai orang yang menghargai atau mengukuhkan kita. Pengukuhan dan penghargaan dapat bersifat sosial (misal, kompliemen atau pujian) atau bersifat material (hadiah atau promosi). Akan tetapi penghargaan dapat bersifat sebaliknya. Bila berlebihan, penghargaan kehlangan efektivitasnya dan dapat menimbulkan reaksi negatif. Orang yang terus-menerus memberikan penghargaan kepada Anda dengan segera mungkin Anda waspada, dan Anda mulai berhati-hati dengan apa yang dikatakannya.Juga, agar penghargaan efektif, ia harus terasa tulus tidak didorong oleh kepentingan pribadi.

  • Kesamaan

Jika orang dapat membuat konstruksi sahabat mereka, sahabat ini akan terlihat, bertindak, dan berfikir sangat mirip dengan mereka sendiri. Dengan tertarik kepada orang yang seperti kita, kita membenarkan diri kita sendiri.Kita mengatakan kepada diri sendir bahwa kita pantas disukai dan kita ini menarik. Walaupun ada pengecualian, kita umunya menyukai orang yang sama dengan kita dalam hal kebangsaan, suku bangsa, kemampuan, karakteristik fisik, kecerdasan, dan sikap dan selera.

  • Sifat saling melengkapi

Walaupun banyak orang berpendapat bahwa “orang-orang yang mempunayai kepentingan yang sama akan bersatu,” ada pula orang lain berpendapat bahwa “kutub yang berlawanan akan saling tarik-tarik.” Pendekatan yang terkahir ini mengikuti prinsip sifat saling melengkapi (complementarity, atau komplementaritas).

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

– Dalam definisikomuniksi antarpribadi berdasarkan komponen, kita mengidentifikasikan komponen-komponen/elemen-elemen dalam tindak komunikasi antarpribadi; dalam definisi berdasarkanhubungan atau diadik, komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung  antara dua orang yang mempunyai hubungan yang jelas; dalam definisi berdasarkanpengembangan, komunikasi antarpeibadi didefinisikan sebagai suatu perkembangan atau kemajuan dari komunikasi tak-pribadi pada satu ekstrem ke komunikasi pribadi di ekstrem yang lain.

– Hubungan terbina melalui tahap-tahap. Setidaknya ada lima tahap yang harus dikenali: kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan, dan pemutusan.

– Hubungan berbeda-beda menurut keluasannya (banyknya topik yang dibicarakan) dan kedalamannya (derajat “kepersonalan” dalam membicarakan topik-topik itu)

Teori penetrasi sosial mengatakan bahwa dengan berkembangnya hubungan, keluasan dan kedalaman meningkat. Bila suatu hubungan menjadi rusak, keluasan dan kedalaman seringkali akan menurun, suatu proses yang dinamakan depenetrasi.

Dayatarikantarpribadi bergantung pada sedikitnya lima faktor: dayatarik (fisik dan kepribadian); kedekatan; pengukuhan; kesamaan; dan komplementaritas.

B.Kritik dan Saran

Kepada para pembaca, Kami sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna sebagai bahan perbaikan kami kedepannya. Terimakasih

 

 

 

 

DAFTARPUSTAKA

 

DeVito, Joseph A. (2011). KomunikasiAntarpribadi. Alih bahasa Agus Maulana Tangerang:KARISMA Publising Group

Hidayat, Dasrun. (2012). KomunikasiAntarpribadidanMedianya. Yogyakarta:Graha Ilmu

Suranto Aw. (2011). KomunikasiInterpersonal. Yogyakarta:Graha Ilmu

 

[1]Joseph A. DeVito, Komunikasi antarmanusia, (Tangerang:KARISMA Publising Group, 2011), h.252-253

[2]Ibid, h.254-258

[3]Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan medianya, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2012) h.62-63

[4]DeVito, op.cit, h.259-260

[5]Suranto Aw, KomunikasiInterpersonal, (Yogyakarta:GrahaIlmu, 2011)h.30-33

[6]Ibid,h.35-36

[7]DeVito, op.cit h.,260-264

“Fungsi dan Tujuan Public Relation”

 

 

Makalah

PUBLIC RELATION

Fungsi dan Tujuan Public Relation”

Makalah ini disampaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Publik Relation”

Dosen Pengampu : Mashud, S.Sos.I, M.Si

Oleh:

Nasruddin

 

Amidan Karangaseng

 

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam(KPI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUKMAN AL HAKIM

PESANTREN HIDAYATULLAH SURABAYA

2016

 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat dan karunia-Nya sehingga kami bias menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau.

Ucapan terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah PUBLIK RELATION Ustadz Mashud, S.Sos,I. M.Si , dengan adanya tugas ini kami bisa mengukur kemampuan kami untuk bagaimana menjadi orang yang bertanggung jawab. Pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan maka dari itu saran dan kritik sangat kami harapkan untuk bahan perbaikan kedepannya.

 

 

 

Penyusun

 

 

 

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..

  1. …………………………………………………………………………………
  2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..

  1. Fungsi publik relation……………………………………………………………………….
  2. Tujuan public relation……………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………….

  1. …………………………………………………………………………………….

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latarbelakang

IstilahPublic Relations yang ada  dan dikenal pada saat sekarang ini, secara sederhana disebut Hubungan Masyarakat atau disingkat Humas. Meskipun sering dipertanyakan, bahwasanya keberadaan tentang  PR di dalam organisasi atau perusahaan sebagai fenomena organisasi modern abad ini, namun tentunya tidak lepas dari perkembangan masa lampau

Keberadaan dari peran PR di sejumlah perusahaan, institusi, atau lembaga  pemerintah saat ini boleh dikatakan  telah berkembang sebagai bagian penting di perusahaan ,utamanya untuk menciptakan pendapat public. Keberadaan PR di lembaga atau institusi social dan politik telah tumbuh bukan saja sebagai alat social, politik dan budaya tapi juga sebagai mekanisme yang mendukung terciptanya keuntungan ekonomi.

  1. Rumusan masalah

Dalam makalah ini kami akan membahas tentang:

  1. Apa fungsi dari public relation?
  2. Apa tujuan dari public relation?

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.Fungsi dari Publik Relation

Berbicaramengenai fungsi public relations, sebenarnya dapat dijelaskan secara sederhana bahwa public relation itu pada dasarnya adalah untuk menghubungkan public atau pihak yang berkepentingan didalam atau diluar instansi.

Bentram R. Confield dalam bukunya “Public relations Principles and Problems” mengungkapkan fungsi public relations adalah:[1]

  1. Mengabdi kepada kepentingan public
  2. Memelihara komunikasi yang baik
  3. Kegiatan public relations itu ketika menjalankan fungsinya harus menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik.

Menurut Maria (2002, p.31), “public relation merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut”. Hal ini sekedar memberikan gambaran tentang fungsi public relation yaitu:
1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.
4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

Sementara  Cutlip and Center mengatakan bahwa fungsi PR meliputi hal-hal berikut:[2]

  • Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
  • Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan.
  • Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum.
  • Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal.

Dapat disimpulkan bahwa public relation lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Tetapi jika fungsi public relation yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relation adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah (Black, 2002).

B.Tujuan Public Relation

Di dalam menguraikan tujuan dari public relations ini, terlebih dahulu haruslah dibagi pengertian PR tersebut berdasarkan kegiatannya. Diketahui secara teoritis, adapun pembagian kegiatan PR tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu:[3]

  1. Tujuan berdasarkan kegiatan internal public relatiaon
  2. Tujuan berdasarkan kegiatan eksternal public relation

Tujuan PR berdasarkan kegiatan internal relation dalam hal ini mencakup kedalam beberapa hal:

  1. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini public terhadap perusahaan,terutama sekaliterutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan perusahaan yang sedang dijalankan.
  2. Mengadakan suatu ananlisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan public.
  3. Memberikan penerangan kepada public karyawna mengenai suatu kebiksanaan perusahaan yang bersifat kolektif serta menyangkut pada berbagai aktifitas rutin perusaan
  4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.

Kemudian terhadap tujuan dari PR yang bersifat eksternal yaitu:

  1. Memperluas langganan dan pemasaran
  2. Memperkenalkan suatu jenis produksi atau gagasan yang berguna bagi public dalam arti luas
  3. Mencari dan mengembamgkan modal
  4. Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat luas, guna mendapatkan opini public yang positif

Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relation adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.
b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.
d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
e. Mendukung bauran pemasaran.

Secara keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Mulyana, 2007). Selain itu public relation bertujuan untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Maria, 2002).

Ada jugabeberapa pendapat para ahli tentang tujuan PR antara lain:[4]

  1. Charles S.Stainberg

Menciptakan opini publik yang favorable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan

  1. Frank Jefkins

Meningkatkan favorable image/citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut.

  1. Dimock Marshall Cs
  • Secara positif

Berusaha untuk mendapatkan dan menambah penilaian dan goodwill suatu organisasi atau badan.

  • Secara Defensif

Berusaha untuk membela diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif, bilaman diserang, dan serangan itu kurang wajar, padahal organisasi atau badan kita tidak salah. (Hal ini bisa terjadi akibat kesalahpahaman). Dengan demikian tindakan ini adalah salah satu aspek penjagaan/pertahanan.

Dengan demikian  ada empat hal yang prinsip dari tujuan publik relations yakni:

  • Menciptakan citra yang baik.
  • Memelihara citra yang baik.
  • Meningkatkan citra yang baik.
  • Memperbaiki citra jika organisasi kita menurun/rusak

 

 

BAB III

 PENUTUP

Kesimpulan

Public relation adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah. Dengan kata lain, public relation merupakan usaha untuk memelihara citra diri atau kelompok agar selalu terpelihara.

Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menjadi bahan perbaikan kami kedepannya.Terimakasih

 

 

 

                                                      DAFTAR PUSTAKA

Danandjaja, (2011), Peranan Humas Dalam Perusahaan,( Yogyakarta: Graha Ilmu)

Nesia, Andin, (2014), Dasar-dasar Humas, (Yogyakarta: Graha Ilmu)

Kusumastuti, Frida (2004), Dasar-dasar Humas, (Bogor: Ghalia Indonesia)

 

[1]Danandjaja, PerananHumas dalam perusaan, (Yogyakarta:Graha ilmu,2011) h.19

[2]Fridakusumastuti, Dasar-dasar Humas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004)h. 23-24

[3]Danandjaja op.cit,22-25

[4]Andin Nesia, Dasar-dasar Humas, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014)h, 34-35

Dakwah Pada Masa Dinasti Utsmani Di Turki

Daftar Isi

Bab I : Pendahuluan…………………………………………………………………………………………

A.Latar belakang……………………………………………………………………………………..

B.Identifikasi masalah……………………………………………………………………………..

C.Rumusan maslah…………………………………………………………………………………..

Bab II :Pembahasan…………………………………………………………………………………………

A.Sejarah berdirinya Dinasti Utsmani………………………………………………………..

B.Penaklukan Konstntinopel…………………………………………………………………….

C.Strategi dakwah pada masa Dinasti Utsmani……………………………………………

  1. Dakwah di bidang militer dan pemerintahan………………………………..
  2. Dakwah di bidang ilmu pengetahuan………………………………………….
  3. Dakwah di bidang kebudayaan…………………………………………………..
  4. Dakwah di bidang keagamaan…………………………………………………….

D.Perkembangan dakwah di wilayah Turki dan sekitarnya……………………………

E.Masa-masa kemunduran Turki Utsmani…………………………………………………..

Bab III : Penutup……………………………………………………………………………………………..

A.Kesimpulan…………………………………………………………………………………………

B.Saran dan Kritik…………………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka

 

Bab I

Pendahuluan

A.Latar belakang

Dinasti Utsmani di Turki merupakan Kekhalifahan yang besar dan mempunyai pengaruh signifikan dalam perkembangan wilayah Islam di Asia,Afrika,dan Eropa.Bangsa Turki mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan peradaban Islam.Peran yang paling menonjol terlihat dalam birokrasi pemerintahan yang bekerja untuk khalifah-khalifah Bani Abbasiyah.Kemudian mereka sendiri membangun kekuasaan,yang sekaligus independen,masih tetap mengaku loyal kepada khalifah Bani Abbasiyah.Kekuasaan yang mereka bangun itu disebut dengan Bani Saljuk.

Independensi dari khalifah Abbasiyah mulai ditunjukan secara lebih jelas oleh Dinasti Danisymandiyah (1071-1177 M) dan Qaramaniyah (1256-1483 M).Setelah hancurnya Baghdad di tangan Mongol,orang-orang Turki mempertegas kemandirian mereka dalam membangun kekuasaannya sendiri,seperti yang dilakukan oleh Turki Turki Utsmani (1299-1924 M).Tidak hanya itu,pengaruh dinasti tersebut menjangkau wilayah yang sangat luas,termasuk Eropa Timur,Asia Kecil,Asia Tengsh,Timut Tengah,dan Afrika Utara.

Dinasti Utsmani berkuasa di asia Kecil sejak kemunculan pendirinyan,yaitu Utsman (1299-1326 M) pada tahun 1306.Ia dan keturunannya berkuasa sampai tahun 1922 M.Diantara negara muslim,Turki Utsmani yang dapat mendirikan kerajaan yang paling besar serta paling lama berkuasa.Pada masa Sultan Utsman I,orang Turki tidak hanya merebut negara-negara Arab,tetapi juga seluruh daerah antara Kaukasus dan kota Wina.Dari Istanbul,ibu kota Kesultanan Turki Utsmani,mereka menguasai daerah-daerah di sekitar Laut Tengah.

B.Identifikasi masalah

Perkembangan dakwah tidak lepas dari perjuangan dan kerja keras dari kaum muslimin.Sehingga sampai hari ini kita dapat mengetahui sejarah awal Islam di suatu tempat di penjuru bumi ini.Namun dalam makalah ini hanya akan membahas sejarah dakwah pada masa Dinasti Utsmani di Turki.

 

C.Rumusan masalah

Bagaimana mengetahui lebih dalam sejarah dakwah pada masa Dinasti Utsmani di Turki?

 

 

Bab II

Pembahasan

A.Sejarah berdirinya Turki Utsmani

Pendiri kesultanan ini adalah bangsa turki dari kabilah Oghus yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina.Dalam waktu kira-kira tiga abad,mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia sekitar abad IX atau X Masehi,ketika mereka menetap di Asia Tengah.

Di bawah tekanan serangan-seranganMongol pada abad XIII Masehi,mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka,orang-orang Turki Saljuk,di daratan tinggi Asia Kecil.

Di sana dibawah pimpinan Ertughrul,mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II,Sultan Saljuk yang kebetulan sedang berperang melawan Romawi Timur.Beerkat bantuan mereka,Sultan Alauddin II mendapat kemenangan.Atas jasa baik itu,Alauddin II menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Byizantium.Sejak saat itu,mereka terus mengembangkan wilayah barunya dan memilih kota Syuhud sebagai ibu kota.

Pada tahun 1300 Masehi,bangsa Mongol menyerang Kesultanan Saljuk dan Sultan Alauddin II terbunuh.Kesultanan Saljuk ini kemudian terpecah-pecah menjadi beberapa kerajaan kecil.Utsmani kemudian menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya.Sejak saat itulah Kesultanan Utsmani dinyatkan berdiri.

Penguasa pertama adalah Utsman yang disebut juga dengan Utsman I.Setelah ia mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al-Utsman (raja besar keluarga Utsman) pada tahun 699 H (1300 M).Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa pada tahun 1317 M.Setelah itu,pada tahun 1326 M kota tersebut dijadikan sebagai ibu kota Kesultanan Turki Utsman.

Turki Utsmani  mencapai kegemilangannya pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II yang dikenal dengan Sultan Muhammad Al-Fatih (1451-1481 M).Nama Al-Fatih merupakan gelarnya yang berarti Sang Penakluk.Pada tahun 1453 M,Romawi Timur dikalahkan dan Konstantinopel ditaklukan.

Dengan terbukanya kota Konstantinopel,memudahkan Turki Utsmani untuk mengekspansi Benua Eropa.Untuk wilayah Eropa bagian timur,Turki Utsmani melakukan ekspansi sampai ke pintu gerbang kota Wina,Austria.

Kesultanan Turki Utsmani memerintah hampir tujuh abad lamanya (1299-1924 M),diperintah oleh 38 sultan.Sultan pertama adalah sultan Utsman I (1299-1326 M) dan sultan terakhir adalah Sultan Abdul Majid II (1922-1924 M).Kejayaan Turki Utsmani dialami pada abad XVI wilayah kekuasaannya membentang dari Teluk Persia sampai ke kota Wina,dan dari Laut Kaspia sampai ke Aljazair.Setelah kekuasaan Turki Utsmani berakhir,Turki berubah menjadi republik dengan Mustafa Kamal Attaturk sebagai presiden pertamanya.

B.Penaklukan Konstantinopel

Konstantinopel adalah ibu kota Romawi Timur dan merupakan pusat agama Katolik.Ibu kota itu akhirnya dapat ditaklukan oleh pasukan Turki Utsmani pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II.

Sultan Muhammad II memprsiapkan penaklukan Konstantinopel dengan serius.Ia mempelajari hal-hal yang menyebabkan kegagalan dalam penaklukan-penaklukan sebelumnya.Ia tidak mau kalah lagisebagaimana para pendahulunya.Ia pun membangun benteng di sekeliling  Konstantinopel dan berkilah bahwa benteng tersebut dibangun untuk mengawasi rakyatnya yang lalu lalang ke Eropa melalui daerah Borporus.

Konstantinopel akhirnya dapat dikepung dari segala penjuru oleh pasuka yang berjumlah kira-kira 250.000 orang dibawah pimpinan sultan sendiri.Raja Konstantinus IX meminta baantuan kepada Paus di Roma dan raja-raja Eropa,tetapi tidak membuahkan hasil.Raja-raja Eropa juga tidak mau membantunya karena mereka masih dalam perselisihan yag belum terselesaikan.Hanya pasukan Vinesia yang mau membantu karena mempunyai kepentingan di wilayah Utsmani.Mereka merintangi kapal-kapal Utsmani dengan merentangkan rantai besar diselat Borporus.Sultan tidak kehabisan akal,dinaikkannya kapal-kapal itu ke daratan dengan menggunakan balok-balok kayu sebagai landasan dan memindahkannya ke sisi barat kota.Terperanjatlah pasukan Romawi Timur dengan strategi Sultan yang mengepung  kota selama 53 hari.Selama itu,meriam-meriamTurki ditembakkan ke arah kota untuk menghancurkan benteng dan Konstantinoel berhasil ditaklukan pada tanggal 28 Mei 1453 Masehi.

Dalam pertempuran itu,Raja Konstantinus IX mati tebunuh,Sultan Muhammad II memasuki kota, kemudian mengganti nama Konstantinopel menjati Istanbul dan menjadikannya sebagai ibu kota.Sultan mengubah Gereja Aya Sophia menjadi Masjid Aya Sophia.Ia juga membangun masjid Muhammad sebagai peringatan atas keberhasilannya dalam menaklukan kota itu.

C.Strategi dakwah pada masa Dinasti Utsmani

1.Dakwah di Bidang Militer dan Pemerintahan

Kekuatan militer dinasti ini mulai diorganisai dengan baik ketika terjadi kontak senjata dengan Eropa.Selanjutnya,pembaruan dalam tubuh organisasi militer dilakukan oleh Orkhan (1326-1359 M),Sultan turki kedua ,pengganti Sultan Utsman I 1299-1326 M).Bangsa-bangsa non-Turki dimasukkan sebagai anggota.Mereka diasramakan dan dibimbing berdasarkan islam untuk dijadikan prajurit.

Program ini berhasil dan tebentukkalh kelompok militer baru yang disebut pasukan Jenisseri atau Inkisyaraiah.Pasukan ini adalah mesin perang Dinasti Utsmani dalam menaklukan negeri-negeri nonmuslim.

Dalam mengelola pemerintahan yang luas,sultan-sultan TurkiUtsmani senantiasa bertindak tegas.Dalam struktur pemerintahan,Sultan sebagai penguasa tertinggi,dibantu oleh shadr al-a’zham (perdana menteri) yang membawahi pasya (gubernur) .Gubernur mengepalai daerah tingkat I.Di bawahnya terdapat bebrapa orang az-zanaziq atau al-alawiyah (bupati).

Strategi dakwah yang dilakukan Dinasti Turki Utsmani adalah dakwah struktural.dakwah ini menjadi cikal bakal pemberlakuan ajaran Islam dalam masyarakat luas.Oleh sebab itu,ajaran Islam tetap di ikuti oleh masyarakat muslim,walaupun isu-isu modernisasi sangat gencar didengungkan oleh para pembaru.

2.Dakwah di Bidang  Ilmu Pengetahuan

Dakwah melalui ilmu pengetahuan adalah  dengan mendirikan sekolah-sekolah di bebrapa kota.Di sekolah-sekolah itu diajarkan ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum.

3.Dakwah di Bidang Kebudayaan

Pada abad XVII Masehi muncul penyair terkenalyaitu Nafi’ (1582-1636 M).Ia bekerja untuk Murad pasya dengan menghasilkan karya-karya sastra dalam bentuk puisi ( qasidah) yang mendapat tempat di hati para sultan.Adapun di bidang seni arsitektur,pengaruh Turki tampak pada bangunan-banguna masjid,seperti Masjid al-Muhammadi atau Masjid Sultan Muhammad Al-Fatih,Masjid agung Sultan Sulaiman,dan Masjid Aya sophia.Selain masjid,di sejumlah kota besar juga dibangun sekolah,rumah sakit,jembatan,saluran air,vila,dan pemandian umum.Disebutkaan bahwa 235 buah dari bangunan itu dibangun di bawah koordinator Sinan,seorang arsitek asal Anatolia.

4.Dakwah di Bidang Keagamaan

Ulama mempunyai peranan penting dalam pemerintahan dan masyarakat.Mufti sebagai pejabat urusan agama tertinggi berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaanyang dihadapi masyarakat.Tanpa legitimasimufti,keputusan hukum pemerintahan tidak dapat berjalan.

Kehidupan keagamaan dalam masyarakat Tuki Utsmani mengalami kemajuan,termasuk kehidupan tarekat.Tarekat yang berkembang adalah tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi.Kedua tarekat ini banyak dianut oleh  kalangan sipil dan militer.Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh yang amat dominan di kalangan Jenisseri,sehingga mereka disebut Tentara Bektasyi.sementara itu,tarekat Maulawi mendapat dukungan dari para pengusaha dalam mengimbangi Jenisseri Bektasyi.

Kajian mengenai ilmu-ilmu agama,sperti fiqh,ilmu kalam hadits ,dan tafsir;boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti .Para penguasa cenderung menegakkan satu mazhab saja.Misalnya,Sultan Abdul Hamid yang fanatik terhadap aliran Asy’ariyah.Ia merasa perlu  memprtahankan aliran tersebut dari kritikan-kritikan aliran lain.Sultan memerintahkan kepada syeikh Husain Al-Jisr Ath-Tharablust untuk menulis Kitab Al-Hushun Al-Hamidiyyah (Benteng Pertahanan Abdul Hamid) yang mengupas tentang ilmu kalam.Kitab itu juga merupakan upaya dalam melestarikan  aliran yang dianutnya.Akibat kelesuan di bidang keagamaan dan fanatik yang berlebihan,ijtihad tidak berkembang.Ulama hanya menulis buku dalam bentuk syarh (penjelasan) dan hasyiyah (catatan) terhadap karya-karya klasik.Meskipun demikian,Eilayah Islam ke Benua eropa.Ekspansi awal dinasti ini adalah Eropa timur.

D.Perkembangan Dakwah di Wilayah Turki Utsmani dan Sekitarnya.

Schreffler –seorang penulis sejarah dari Turcken,Schrifft- menulis menulis tentang dakwah yang dilakukan oleh para penguasa Turki.mereka tidak memaksakan agama Islam dan menunjukkan sikap toleransi.

Orang –orang Turki berpendirian bahwa kebajikan yang paling utama yang dapat diberikan kepada orang lain adalah berdakwah.Jika seseorang mempunyai niat tulus untuk masuk Islam,dia akan disambut dan dibantu sepenuhnya.Banyak buktiyang membenarkan bahwa para  muslim turki berdoa agar orang-orang Kristen masuk Islam.Mereka juga menggunakan dalil,termasuk dalil tentang pahala dan dosa;atau janji dan ancaman Tuhan.

Kegiatan dakwah ini didorong oleh kondisi masyarakat Katolik itu sendiri.Geeja membatwasi daya intelektual  dan melumpuhkan kemajuan berfikir.Di samping itu,para pemeluk Katolik merasa ritual keagamaannya berbelit-belit,sehingga sangat menyusahkan meraka.

Sementara itu,di istana Khalifah  di Adrianopel (ibu kota Turki sebelum tahun 1453 M) selalu ramai dengan orang-orang yang baru masuk Islam dan kabarnyan mayoritas golongan hartawan.Sementara itu sesudah jatuhnya Konstantinopel,golongan kelas atas masyarakat Katolik mulai tertarik dengan Islam.Misalnya keluarga Kaisar Palaeologus dan cendikiawan George Amiroutzes dan Trebizond.

Agama Islam masa itu menjadi tempat pelarian bagi jemaat yang masih merindukan doktrin yang murni dan sederhana seperti yang mereka imani semula.Gerakan ini merupakan protes atas penyembahan patung dan orang-orang suci,di samping perjuangan menegakkan dogma yang benar.Sebagian dari penganut aliran ini terdapat di Bulgaria sampai akhir abad XVII Masehi.Oleh karena itu,dapat dipastikan bahwa orang-orang Katolik yang tidak puas terhadap doktringereja dengan sendirinya akan berpaling ke Islam.

Thomas W.Arnold dalam The Preaching of Islam,menggambarkan proses mendakwahi penduduk albania,Serbia,Bosnia dan Kreta.

  1. Bangsa Albania mendiami daerah pegunungan yang membentang sepanjang pantai timur Adriatik dari Montenegro sampai ke Teluk Arta.Mereka adalah salah saturas Eropa yang tertua dan tergolong cabang bangsa Arya.Negeri ini pertama kali ditaklukan Turki Utsmani pada tahun 1387 M,tetapi mereka menarik diri dan baru berkuasa pada tahun1423 M.Pada tahun 1444 M,Albania memerdekakan diri di bawah kepemimpinan George Casriota.Akan tetapi,Turki dapat menguasainya kembali pada tahun 1467 M.sepanjang abad XVII Masehi,jumlah penganut Katolik sangat merosot.antara tahun 1620-1650 M,sekitar tiga ratus ribu orang Albania masuk Islam.Pada tahun 1624 M ,jumlah penganut katolik hanya dua ribu orang dan di kota hanya ada sebuah gereja
  2. Dakwah ke Serbia dimulai sesudah pertempuran Kosovo (1389 M) .Kaum bangsawan memilih untuk tetap tinggal dan tidak mau mencari perlindungan ke negara Katolik lainnya.Mereka akhirnya memeluk iIslam agar dapat tetap mempertahankan kebangsawanannya.Sementara itu,ada pula orang-orang Serbia lainnya yang tetap mempertahankan agama lama mereka.Selanjutnya,perkembangan Islam berjalan lamban sampai abad XVII Masehi karena Austria memengaruhi orang-orang Serbia untuk memberontak.
  3. Kebanyakan penduduk Bosnia adalah pemeluk Bogomile,salah satu sekte Katolik yang di anggap sesat oleh Paus.Pada abad XV Masehi,kaum Bogoile mengalami penderitaan sehingga mereka meminta bantuan kepada bangsa Turki.Pada tahun 1463 Masehi,Sultan Muhammad II menyerang Bosnia dan berhasil meraih Dalam waktu seminggu,sultan dapat menguaai tujuh kota dan menambahkan Bosnia ke dalam wilayah taklukan.
  4. Pada tahun 1669 M,turki merebut kota Kreta dari tangan Vinesia setelah pengepungan kota Candia selama hampir tiga tahun.Ini bukan pertama kalinya Kreta tunduk dalam kekuasaan Islam.Pulau tersebut pernah dikuasai Islam antara tahun 825 M sampai tahun 961 M.Hampir seluruh penduduknya masuk Islam dan gereja menjadi masjid.

E.Masa-masa Kemunduran Turki Utsmani

Setelah Sultan Sulaiman Al-Qanuni wafat (1566 M),Dinasti Turki Utsmani mulai memasuki fase kemunduran.Akan tetapi,sebagai sebuah dinasti yang sangat besar dan kuat,kemunduran itu tidak langsung terlihat.Sultan  Sulaiman Al-Qanuni diganti oleh Sultan SalimII (1556-1574 M).Pada masa pemerintahannya,terjadi pertempuran antara armada laut Utsmani dan armada laut gabungan (angkatan laut Spanyol,Bundukia,Sri Paus,serta sebagian kapal para pendeta Malta yang dipimpin Don Juan dari Spanyol).

Pertempuran ini terjadi di selat Liponto (yunani).Dalam pertempuran ini,Turki Utsmani mengalami kekalahan dan Tunisia dapat direbut musuh.Baru pada masa Sultan Murad III (1575 M) tunisia dapat direbut kembali.Pada masanya (1575-1594 M) ,Utsmani pernah berhasil menyerbu Kaukasus dan menguasai Tiflis di Laut Hitam (1577 M),menrampas kembali Tibris (ibu kota kerajaan Safawi),menundukkan Georgia,dan mengalahkan Bosnia (1593 M).Namun,karena kehidupan sosial Sultan yang tidak baik menyebabkan timbulnya kekacauan di dalam negeri.Pemerintahan yang lemah ini berlanjut hingga masa Sultan Muhammad III (1594-1603 M).Dalam situasi yang kurang baik itu,Austria berhasil memukul Turki Utsmani.Keadaan semakin buruk dengan naiknya Mustafa I (1617-1617 M).Gejolak polotik dalam negeri tidak dapat diatasi,sehingga muncuk fatwa agar ia turun dari takhta dan diganti  dengan Utsman II (1617-1622 M)

Pada masa Sultan Ibrahim (1639-1648 M),terjadi perang  di laut dengan orang-orang Vinesia dan orang-orang Turki di Siprus dan Kreta diusir pada tahu 1645 M.Selanjutnya,pada tahun 1699 M terjadi perjanjian Karlowith yang memaksa Sultan untuk menyerahkan seluruh Hungaria;sebagian besar Slovenia dan Kroasia kepada Hubsburg;serta Hemenietz ,Podolia,Ukraina,Morea,dan sebagian Dalmatia kepada Vinesia.

Pada tahun 1770 M,tentara Rusia mengalahkan Utsmani dalam sebuah perang yang terjadi disepanjang pantai Asia Kecil.Akan tetapi tentara Rusia ini dapat dikalahkan kembali oleh Sultan Mustafa III (1757-1773 M) yang segera menonsolidasi kekuatanya.

Pengganti Sultan Mustafa III adalah Sultan Abdul Hamid (1773-1788 M),seorang sultan yang lemah.Pada masanya terjadi perjanjian dengan Catherine II dari Rusia yang bernama Perjanjian Kinarja di Kutcuk,Kinarja.Yang isinya adalah:

  1. Utsmani harus menyerahkan benteng-benteng yang berada di Laut Hitam keoada Rusia dan memberi izin kepada armada Rusia untuk melintasi selat yang menghubungkan Laut Hitam dengan Putih.
  2. Utsmani mengakui kemerdekaan Kirman (Crimen)

Demikianlah Proses kemunduran yang terjadi di Dinasti Utsmani.Satu persatu negeri di Eropa yang pernah dikuasai memerdekakan diri dan beberapa wilayah di Timur Tengah memberontak.Di Mesir,Dinasti Mamalik melepaskan diri di bawah Ali Bey pada tahun 1770 M.Di Lebanon dan Syiria,Fakhruddin (pemimpin Druze),berhasil menguasai Palestina.Pada tahun 1610 M ,ia merampas Ba’albak dan mengancam damaskus.Di Persia,Kerajaan Syafawi juga mengadakan perlawanan terhadap Turki Utsmani.Di samping itu,di wilayah Hijaz,aliansi Muhammad bin Abdul Wahab dan Ibnu Sa’ud memberontak terhadap Utsmani pada awal paruh kedua abad XVIII masehi.

Gerakan-gerakan separatisme teus berlanjut hingga abad XIX dan XX Masehi.Ditambah dengan munculnya gerakan modernisasi politik di pusat pemerintahan.Dinasti Utsmani akhirnya berakhir dengan berdirinya Republik Tukri pada tahun 1924 Masehi dan mengangkat Mustafa Kamal Attaturk sebagai presiden pertama.

Sehubungan dengan itu, berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan Turki Utsmani mengalami kemunduran:

  1. Wilayah kekuasaan yang sangat luas

Administrasi pemerintahan Turki Utsmani tidak beres,padahal wilayah kekuasaan dinasti ini sangat luas.Di pihak lain,para penguasa terus berambisi memperluas wilayah,sehingga terjadi peperangan.

  1. Penduduk yang heterogen

Turki Utsmani menguasai wilayah yang sangat luas dan penduduknya beragam,baik segi agama,ras,maupun adat-istiadat.Untuk mengaturnya diperlukan satu lembaga khusus.

  1. Kelemahan para penguasa
  2. Budaya korupsi
  3. Pemberontakan tentara Jenisseri

Kemajuan ekspansi  Turki Utsmani dipengaruhi oleh tentara Jenisseri.Demngan demikian,dapat dibayangkan bagaiman kalau tentara ini  memberontak.Pemberontakan tentara Jenisseri terjadi sebanyak empat kali,yaitu pada tahun1525,1632,1727,dan 1826 Masehi.

  1. Merosotnya perekonomian
  2. Terjadinya stagnasi dalam bidang ilmu pengetahuan

Turki Utsmani kurang berhasil dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.Karena hanya mengutamakan pengembangan militer.Kemajuan militer yang tidak diimbangi oleh kemajuan ilmu pengetahuan,sehingga tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh yang lebih maju.

Karena faktor-faktor tersebut,Turki Utsmani menjadi lemah dan mengalami kemunduran di berbagai bidang.Sehingga membuat bangsa Eropa tidak takut lagi.

 

Bab III

Penutup

A.Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemajuan Turki Utsmani memiliki wilayah kekuasaan yag sangat luas apalagi setelah ditaklukannya kota Konstantimopel ketika Sultan Muhammad Al-Fatih memerintah.Seiring dengan itu,maka perkembangan dakwah pun ikut berkembang baik itu dari internal pemerintahan Turki Utsmani ataupun pada wilayah kekuasaanya.Namun,ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang lamban di bandingkan dengan bidang yang lain seperti militer.sehingga inilah salah satu faktor penyebab hancurnya dinasti Turki Utsmani.

B.Kritik dan Saran

Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan kealfaan,karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya lebih baik lagi.Terlepas dari itu,penulis juga mengucapkan banak terimakasih,pertama kepada Allah SWT.yang telah memberikan waktu dan kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini.Dan kepada pembaca juga terimakasih banyak atas waktu luangnya yang menyempatkan dirinya untuk membaca makalah kami ini.

 

 

Daftar Pustaka

 

Munir,samsul.Sejarah dakwah,(Jakarta:Amzah,2014)

Landasan Ilmiah Ilmu Dakwah

DAFTAR ISI

 

 

Pengantar………………………………………………………………………………………………………..

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………….

Bab I : Pendahuluan…………………………………………………………………………………………

A.Latar Belakang…………………………………………………………………………………….

B.Identifikasi Masalah……………………………………………………………………………..

C.Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………

Bab II : Landasan Ilmiah Ilmu Dakwah……………………………………………………………

A.Ontologi Ilmu Dakwah…………………………………………………………………………

B.Efistemologi Ilmu Dakwah……………………………………………………………………

C.Aksiologi Ilmu Dakwah………………………………………………………………………..

Bab III : Penutup……………………………………………………………………………………………..

A.Kesimpulan…………………………………………………………………………………………

B.Kritik dan Saran…………………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab I

Pendahuluan

A.Latar Belakang

Dakwah memiliki sejarah perkembangan yang begitu panjang.Akan tetapi dakwah sebagai ilmu diperkirakan baru dimulai sejak tahun 1960-an.Oleh sebab itu,tidak terlalu sulit untuk menyusun argumentasi bahwa ilmu dakwah dalam perkembangannya jauh tertinggal dibandingkan ilmu-ilmu yang lain.

Sekalipun betul secara subtansif,pada tataran implementasi kegiatan dakwah Islam sudah ada berbarenagan dengan diturunkannya risalah Islamiah yang menjadi tugas para Nabi dan Rsul Allah SWT,Khususnya pada periode Muhammad SAW.

Pada tahapan sejarah,muncul gerakan yang mungkin dapat disebut sebagai peletak dasar lahirnya ilmu dakwah.Di antara gerakan itu adalah adanya kajian dakwah Islam sebagai ssalah satu macam dari bidang ilmu Islam,dan muncul setelah berdirinya perguruan tinggi Islam,misalnya di Universitas AL- Azhar di Mesir.Pada universitas ini dikaji dan ditangani dalam bentuk program studi,dan di antara penulis di kalangan akademisi yang memiliki perhatian seriaus terhadap  dakwah Islam adalah Syeikh Ali Mahfudz,yang menulis sebuah buku yang berjudul Hidayah al-Mursyidin.[1]

Pejuangan  untuk mengembangakan dan menegakkan identitas ilmu dakwah ,tentu bukan persoalan mudah,karena selain diperlukan adanya usaha untuk membedakan dakwah sebagai kewajiban teologis juga diperlukan adanya penelusuran landasan ilmiah keilmuan dakwah agar menjadi sebuah disiplin ilmu dan pada akhirnya dapat dijadikan landasan untuk mengembangkan teori-teori berkaitan dengan dakwah.

Problem yang kemudian muncul adalah karena ilmu dipandang sebagai bagian dari pengetahuan dengan karakteristik yang khas,pengetahuan yang memiliki landasan ontologis,epistemologis,dan aksiologis.Dengan demikian,banguan ilmu dakwah sebagai sebuah disiplin ilmu,mesti berpijak dan berdiri tegak di atas landasan ontologis,epistemologis,dan aksiologis yang kemudian menjadi pondasi dalam pengembangan ilmu dakwah.

 

B.Identifikasi Masalah

Kajian tentang ontologis,epistemologis,dan aksiologis telah banyak di bahas di berbagai disiplin ilmu.Namun pada makalah yang kami susun ini berfokus pada kajian ilmiah ilmu dakwah yang di dalamnya dibahas dari segi ontologis,epistemologis,dan aksiologis.

C.Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalahnya yaitu

  • Apa yang dimaksud dengan ontologis,epitemologis,dan aksiologis?
  • Bagaimana pengertian ontologis,epistemologis,dan aksilologis dari ilmu dakwah?

 

 

Bab II

Landasan Ilmiah Ilmu Dakwah

A.Landasan Ontologi Ilmu Dakwah

Secara bahasa kata ontologi dibagi menjadi dua yaitu ontos: sesuatu yang
berwujud, dan logos: “ilmu atau teori”.[2] Secara istilah ontologi adalah ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada, yang merupakan kenyataan terakhir baik yang berbentuk jasmani/ konkret maupun rohani / abstrak. Sedangkan kata dakwah berasal dari bahasa arab “Da’a-Yad’u-Da’wan” yang artinya adalah menyeru, mengajak. Secara istilah dakwah bisa diartikan sebagai mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek, agar mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.[3]

Dalam tataran filsafat,ontologi merupakan sebuah caang filsafat yang berdiri sendiri dan berusaha mengungkap ciri-ciri yang ada,baik ciri-cirinya yang universal maupun yang khas.Namun,kajian ontologi juga tidak sebatas mengkaji “yang ada” (being) ,tetapi juga menyangkut penjelasan sifat-sifat objek,dan hubungannya dengan subyek (perveiver atau knower),sehingga pada tataran tertentu mempertanyakan tentang realitas obyektif (objective reality).Pada sisi lain,dalam pandangan Herman suwardi (1996) ,ontologi merupakan akar dari ilmu atau sains atau dasar dari kehidupan sains,yang mempelajari hal-hal yang bersifat abstrak.Dasar ontologi dari ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi obyek penelaahan ilmu.[4]

Sehingga ontologi merupakan cabang metafisika mengani realitas yang berusaha mengungkap ciri-ciri segala yang ada, baik ciri-ciri yang universal, maupun yang khusus.Ontology suatu telaah teoritis adalah himpunan terstruktur yang primer dan basit dari jenis-jenis entitas yang dipakai untuk memberikan penjelasan dalam seperti itu, jadi landasan ontology suatu pengetahuan mengacu apa yang digarap dalam penelaahannya, dengan kata lain apa ynag hendak diketahui melalui kegiatan penelahan itu.

Kemudian,di antara kerja dalam rangka menelaah apa yang hendak diketahui sebagai bagian dari kajian untuk membangun landasan  ontologis ilmu dakwah maka sewajarnya dimulai dari pemahaman tentang ke-apa-an dakwah itu sendiri yang menjadi bagian  dari kajian filsafat dakwah .Untuk itu agar pembahasan ilmu dakwah dapat dilakukan secara benar,kita harus tahu terlebih dulu melakukan pengkajian tentang apa yang akan dibicarakan,sehingga menjadi jelas makna hakiki dakwah yang kemudian dijadikan sebagai titik pijak dalam membangun landasan ontologi ilmu dakwah.

Seperti disebut diatas yaitu bahwa landasan ontology adalah menelaah apa yang hendak diketahui melalui penelahan itu, dengan kata lain apa yang menjadi bidang telaah ilmu dakwah. Berlainan dengan agama, maka ilmu dakwah mengatasi dirinya kepada bidang-bidang yang bersifat empirik dan pemikiran objek ini tentunya berkaitan dengan aspek kehidupan manusia, sosial, kehidupan agama, pemikiran budaya, estetika dan filsafat yang dapat diuji atai diverifikasi. Ilmu dakwah mempelajari dan memberikan misi yang berkaitan dengan Islam bagi kehidupan manusia.

Menurut Sukriadi Sambas, kajian ontology keilmuan ilmu dakwah yaitu mencakup haikat/keapaan dakwah, hakikat ilmu dakwah itu dapat dirumuskan sebagai kumpulan pengetahuan yang berasal dari Allah dan kemudian dikumpulkan oleh umat Islam secara sistematis dan terorganisir yang membahas interaksi antar unsur dalam sistem melaksanakan kewajiban dengan maksud mempengaruhi, pemahaman yang tepat mengenai kenyataan dakwah sehingga akan dapat diperoleh susunan ilmu yang bermanfaat bagi tugas pedakwah dan khalifah umat Islam

Berdasarkan objek yang ditelaah, maka ilmu dakwah dapat disebut sebagai suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya empirik maupun pemikiran.secara garis besar ilmu dakwah mempunyai tiga asumsi mengenai objeknya. Asumsi pertama bahwa objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, berdasarkan ini maka kita dapat mengelompokan beberapa objek dalam kegiatan yang serupa kedalam satu golongan. Asumsi kedua bahwa kegiatan ilmu dakwah disamping menyampaikan misi ajaran islam juga mempelajari tingkah laku satu objek dalamkegiatan tertentu. Asumsi ketiga bahwa suatu gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan, tiap gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dengan urutan-urutan kejadian yang sama, disamping asumsi-asumsi tersebut dakwah sebagai ilmu atau ilmu dakwah, mengandung dua aspek yang pokok yaitu aspek fenomental dan aspek structural.[5]

Aspek fenomental menunjukan ilmu dakwah yang mengewejantahkan dalam bentuk masyarakat proses dan produk, sebagai masyarakat atau kelompok“elit” yang dalam kehidupan kesehariannya begitu mematuhi kaidah-kaidah ilmiah ynag menurut paradigma Mertan disebut universalisme, komunise,disent erestedn ess, dan skepsisme yang teratur dan terarah sebagai proses ilmu dakwah menampakan diri sebagai aktivitas atau kegiatan kelompok elit dalam upayanya menggali dan mengembangkan ilmu melalui penelitian, ekspedisi, seminar, kongres dan lain-lainnya, sedangkan sebagai produk ilmu dakwah dan menghasilkan berupa teori, ajaran, paradigma, temuan-temuan dan lain sebagainya disebar luaskan melalui karya-karya publikasi dan kemudian diwariskan kepada madsyarakat dunia.

Aspek struktural menunjukan bahwa ilmu dakwah disebut sebagai ilmupengetahuan apabila didalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

  1. Sasaran yang dijadikan objek untuk diketahui(G egenstand).
  2. Objek sasaran ini terus menerus dipertanyakan dengan suatu cara (metode) tertentu tanpa mengenal titik henti. Adalah suatu cara paradiks bahwa ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang justru muncul permasalahan-permasalahan baru yang mendorong terus dipertanyakan.
  3. Ada alasan mengapa Geganstand terus dipertanyakan.
  4. jawaban yang diperoleh kemudian dikumpulkan dalam sebuah sistim.

Disamping aspek-aspek tersebut, maka berbicara strategi perkembangan ilmu dakwah dapat dilihat kedalam beberapa hal, bahwa ilmu dan konteks dengansience sehingga menimbulkan adanya gagasan baru yang actual dan relevan, sedangkan yang berpendapat bahwa ilmu lebur dalam konteks. Tidak saja merefleksikan tetapi juga memberi dasar pembaharuan bagi konteks.

Hal itu tidak dapat dipungkiri bahwa kini sangat dirasakan urgensinya untukmenjelaskan dan mengarahkan perkembangkan ilmu dakwah atas dasar context ofdiscovery dan tidak hanya berhenti atas dasar context of justification.

Strategi pengembangan ilmu dakwah yang paling tepat, kiranya adalah sebagaiberikut:

  1. Visi orientasi filosofiknya diletakkan pada nilai-nilai islam didalam mengahadapi masalah-masalah yang harus dipecahkan sebagai data/fakta objektif dalam satu kesatuan interogrative.
  2. Visi dan orientasi oprasionalnya diletakkan pada dimensi sebagai berikut:
  3. a)      Teologis dalam arti bahwa ilmu dakwah hanya sekedar sarana yang memang harus kita pergunakan untuk mencapai suatu teleos (tujuan), yaitu sebagaimana ideal kita kita untuk mewujudkan cita-cita masyarakat islami.
  4. b)      Etis dalam arti bahwa ilmu dakwah kita harus oprasionalkan untuk meningkatkan,harkat dan martabat manusia.Sifat etis ini menuntut penerapan ilmu dakwah secara bertanggung jawab.
  5. c) Integral /Interaktif,dalam arti bahwa penerapan ilmu dakwah untuk meningkatkan kualitas manusia,sekaligus juga diarahkan untuk meningkatkan kualitas struktur masyarakatnya,sebab manusia hidup dalam relasi baik dengan sesama maupun dengan masyarakat yang menadi ajangnya. Peningkatan kualitas manusia harus diintegrasikan kedalam msayarakat yang juga harus ditigkatkan kualitas strukturnya.

B.Epistemologi Ilmu Dakwah

Dalam memahami epistemologi ilmu dakwah kita dapat memulainya dari pemahaman epitemologi itu sendiri,dalam ilmu filsafat epistemology bermakna suatu cabang  ilmu filsafat yang membahas tentang metode,tujuan dan hakikat kebenaran tersebut.

Epitemologi merupakan disiplin yang esensial setelah metafisika (ontology),bahkan antara dua disiplin (cabang filsafat ) yang masing-masing berdiri sendiri,saling mensyaratkan kebenarannya.Sebab pemikiran metafisika menjadi mungkin keberadaannya karena adanya prinsip-prinsip dasar yang menjelaskan kemungkinan hakikat struktur tentang segala sesuatu  yang ada masih dalam kapasitas jangkauan intelektual manusia.[6]

Mungkin untuk kesempatan kali ini kami tidak akan memabahas terlalunpanjang tentang epistemologi,karena hal itu membutuhkan penjelasan yang sangat panjang dan detail ,selain itu masih ada pembahasan-pembahasan yang lebih penting untuk menjadi pembahasan kali ini.

1.Sumber Dakwah Dan Ilmu Dakwah[7]

Pengetahuan dari teori dakwah yang berkaitan dengan realitas dakwah dari interaksi dua unsur tersebut  bersumber dari wahyu (otoritas) dan akal intuisi) .Hal itu sejalan dengan cakupan doktrin islam yang meliputi al-qur’an,hadits dan sejarah islam.

Beberapa definisi ilmu dakwah menekankan pada aspek dakwah sebagai realitas dakwah,bukan dakwah sebagai kewajiban setiap muslim.Pandangan dakwah sebagai kewajiban akan mengarahkan ilmu dakwah sebagai kajian normative.Kajian dakwah meliputi naskah Al-qur’an dan as sunnah sebagai pijakan utama.

Dari dua pandangan di atas dapat di ambil suatu kesimpulan yang mendasari ataupun sumber utama dakwah dan ilmu dakwah itu sendiri ialah sumber pada Al-qur’an dan As sunnah sebagai pijakan utama dalam dakwah tersebut.

2.Metode Keilmuan Dakwah

Sebagai model ilmu dakwah,metode al-istimbal pada dasarnya berpijak pada apa yang dikembangkan dalam disiplin ilmu fiqih,namun dalam prakteknya harus dilengkapi pula dengan teori-teori lain yang dikembangkan  dalam ilmu-ilmu keislaman lainnya,sekiranya teori-teori itu memiliki sambungan penting dalam perumusan dalam teori-teori dakwah di tuntut untuk mengembangkan teori-teori dari ilmu-ilmu keislaman,agar secara lebih tepat dapat digunakan untuk mengembangkan dakwah yang menemukan sumber rujukan utamanya yaitu Al-qur’an dan hadits.

Metode ilmu dakwah adalah cara kerja  yang di tempuh ilmu dakwah dalam menggali,merumuskan dan mengembangkan teori-teori dakwah atau cara kerja untuk memahami objek kajian ilmu dakwah.Hal ini sejalan dengan tujuan ilmu dakwah,yaitu untuk menggali sebanyak mungkin teori-teori dengan aktivitas dakwah Islam.

Jadi dari dua pendapat di atas adalah dalam metodologi ilmu dakwahmemilik tujuan yang sama yaitu untuk mengembangkan teori-teori dakwah dan ilmu keislaman dalam rangka untuk meneksiskan agama Islam di dunia.

3.Sruktur Teori Dakwah

Menurut teori tahapan dakwah,Rasulullah dan para sahabatnya telah berdakwah dalam tiga tahapan dakwah Yaitu:

  1. Tahap takwin adalah tahap pembentukan masyarakat dakwah dalam bentuk internalisasi dan sosialaisasi ajaran tauhid
  2. Tahapan tandzim (tahap penetapan dakwah) .Tahap ini merupakan hasil internalisasi dan sosialisasi yang telah di lakukan pada tahap pertama.
  3. Tahap pendelegasian adalah tahap pelepasan dan kemandirian.Tahap ini di reprentasikan dalam penyelenggaraan haji wada.

Sruktur teori dakwah berkaitan dengan pemberian kerangka berfikir (filosofis) mengenai unsur-unsur dakwah,kerangka berfikir (teoritis) mengenai kontes dakwah dan teknis menenai interaksi antara unsur yang melahirkan problem.

4.Stuktur  Keilmuan Dakwah

Ilmu dakwah disebut juga disiplin ilmu dakwah,karena ilmu dakwah merupakan bidang studi yang telah memiliki objek,sistem dan metode tersendiri.

Kemudian disiplin ilmu dakwah dapat di strukturkan sebagai berikut:

  1. Ilmu dasar teoritis yaitu disiplin imu yang memberikan kerangka teori dan metodologi Islam.
  2. Ilmu teknik/terapan yaitu disiplin ilmu yang memberikan kerangka teori dan metodologi dakwah Islam.

Bagan teknis / ilmu terapan terdiri dari empat kelompok yaitu:[8]

  1. Teknologi tabligh yaitu teknis komunikasi dan penyiaran islam
  2. Teknologi irsyad yaitu ilmu teknis bimbingan dan penyuluhan islam
  3. Teknologi tadbir yaitu ilmu teknis manajemen dakwah
  4. Teknologi tatwir yaitu ilmu teknis / terapan pengembangan islam.

Dari keterangan di atas kita simpulkan bahwa struktur teori dakwah memiliki tiga kerangka berfikir:

  1. Filosofis;mengenai unsur dakwah/penyiaran siaran Islam
  2. Teoritis;mengenai konteks dakwah/ilmu teknis bimbingan
  3. Teknis engenai unsur interaksi dalam masyarakat.

C.Aksiologi Ilmu Dakwah

Secara etimologis,Istilah aksiologi berasal dari Bahasa yunani Kuno, terdiri dari kata “aksos” yang berarti nilai dan kata “logos” yang berarti teori.Jadi aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai.[9] Aksiologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai,pada umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan.

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa aksiologi berfokus pada nilai yang ada pada suatu ilmu itu sendiri.Menurut richard Bender : Suatu nilai adalah sebuah pengalaman yang memberikan suatu pemuasan kebutuhan yang diakaui bertalian dengan pemuasan kebutuhan yang diakui bertalian,atau yang menyumbangkan pada pemuasan yang demikian.Dengan dmikian kehidupan yang bermanfaat ialah pencapaian dan sejumlah pengalaman nilai yang senantiasa bertambah.[10]

Sebuah Telaah  di diitinbath dari penafsiran QS.Ali Imran [5] ayat 7,190-194,dan dari Ali Abd al-Azhim dalam tulisannya Efistemologi dan Aksiologi Ilmu Perspektif Al-qur’an,dan Imam Abu Bakar al-Ajiri dalam Akhlaq al-Ulama .Dari beberapa penjelasannya dipahami bahwa karakteristik ilmuawan dakwah dituntut agar menjalani normatif preskriptif  dan normatif proslriptif yang terdiri dari:[11]

  1. Psiko-etika teologis,yaitu meyakini kemahaesaan Allah SWT,allah Maha Pengada yang ada sebagai objek tahu;tauhid uluhiyah;tauhid rububiyah;meninggalkan syirik;meyakini Allah menurunkan wahyu;dan adanya kitab Allah SWT;melaksanakan syari’at islam;mengimani adanya hari pembalasan;dan istiqamah mempertahankan keyakinan serta mengharap ridho Allah SWT.
  2. Psiko-etika intraindividu,yaitu mensyukuri nikmat Allah berupa akal dengan menoptimalkan penggunaannya berupa kreatif-intelektual dan kreatif-intuitif;khusu’ dalam shalat menghindarkan penyakit kerasnya hati; membersihkan dan mensucikan jiwa;menaaati nasihat;beramal shaleh.
  3. Sosio-etika religius,yaitu tidak mengikuti berpikir paradoksial ala Yahudi,menegakkan perkara yang ma’ruf dan menjebol perkara yang munkar,menjauhi langkah-langkah syaitan,menentan ajaakn taklid buta,mewujudkan keluaga sakinah,mawadah warrahmah,berijtihad di jalan Allah,menjaga kemurnian tauhid memperoleh ibrah dari sejarah.

Sehingga dari tiga poin di atas dapat di simpulkan bahwa ciri-ciri orang yang mengemban amanah sebagai juru dakwah memiliki tiga hubungan yaitu:

  1. Berkaitan dengan sang Pencipta yaitu Allah SWT
  2. Berkaitan dengan seseorang itu sendiri
  3. Berkaitan dengan diri sendiri dengan terhadap lingkungan sosial beragama.

 

 

Bab III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dalam tradisi keilmuan keislaman,khususnya yang berkaitan dengan landasan ilmiah ilmu dakwah setidaknya ada tiga landasan yang harus ada yaitu landasan ontologi,epistemologi,dan aksiologi yang dimana ketiga landasan ini menyangkut apa,bagaimana,dan untuk apa suatu ilmu.

Dalam menjadikan dakwah sebagai disiplin ilmu itu diperlukan adanya penelusuran landasan ilmiah keilmuan dakwah agar menjadi sebuah disiplin ilmu yang pada akhirnya dapat dijadikan landasan untuk mengembangkan teori-teori berkaitan degan dakwah.Adapun alasannya  adalah untuk menentukan kerangka pemikiran yang jelas dalam merumuskan teori-teori baru berkaitan dengan dakwah.

B.Kritik dan Saran

Dalam penulisan makalah ini tentu memiliki banyak kekurangan,baik sengaja ataupun tidak disengaja.Karena itu kritik dan saran sangat kami perlukan untuk menjadi bahanperbaikan kedepannya.

Ucapan terimakasih juga kepada pembaca,semoga apa yang kami sampaikan melaui tulisan makalah ini bisa menambah keilmuan kita khususnya dalam bidang dakwah.

DAFTAR PUSTAKA

 

Dermawan,Andy,dkk.2002.Metodologi Ilmu Dakwah.(Yogyakarta:LESFI)

Enjang dan Aliyudin.2009.Dasar-dasar Ilmu Dakwah;pendekatan filosofis dan praktis.(Bandung:Widya Padjadjaran)

Mashud.2014.Diktat Mata Kuliah Ilmu Dakwah.(Surabaya)

Kattsoff, Louis O.2004. Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Tiara Wacana)

 

 

[1] Enjang dan Aliyudin,Dasar-dasar ilmu dakwah,(Bandung:Widya Padjadjaran,2009),hlm.15-16

[2] Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004, hlm 185

[3] Abdul Kadir Sayid Abdul Rauf, Dirasah Fi Dakwah al-Islamiyah, Kairo: Dar El-Tiba`ahAl-Mahmadiyah, 1987

[4] Op.cit,h.17

[5] Andy Darmawan,dkk.Metodologi Ilmu Dakwah,(Yogyakarta:LESFI,2002),hlm.42-47

[6] Op.cit,hlm.19

[7] Mashud,Diktat Mata Kuliah Ilmu Dakwah (2014),hlm.77-79

[8] Op.cit,hlm 37-38

[9] Uyoh sadullah,Pengantar filsafat pendidikan,(Bandung:CV.Alfabeta,2007),hlm.36

[10] Ali Abri,filsafat umum suatu pengantar.Untuk kalangan sendiri.hlm.33

[11] Enjang dan Aliyudin,Dasar-dasar ilmu dakwah,( Bandung:Widya Padjadjaran,2009),hlm.23-24

Kekhalifahan Umar bin Khattab

Bab I

Pendahuluan

A.Latar belakang

Nabi Muhammad SAW. tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan meggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat.Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin sendiri untuk menentukannya.Karena itulah,tidak lama setelah beliau wafat;belum lagi jenazah beliau dimakamkan,sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa’idah,Madinah.Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin.Dan terpilihlah Abu Bakar ash-Shidiq.Adapun Khalifah Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Siodiq. Umar bin Khattab adalah sosok sahabat dan merupakan termasuk Al Khulafau’r rasidin.

Pada pemerintahan Umar bin Khattab berbagai kemajuan dicapai diantaranya perluasan daerah dan penyebaran risalah Islam.Sehingga kita ketahui bahwa sosok Umar memberikan perubahan yang sangat besar.Padahal sosok umar sebelum masuk Islam,ia sangat membenci Islam.Namun,hidayah yang diberikan oleh Allah telah menunjukinya jalan yang lurus.Bahkan ia merupakan tokoh kunci dakwah Rasulullah secara terang-terangan.

 

B.Rumusan masalah

1.Bagaimana mengetahui biofrafi singkat Umar bin Khattab?

2.Bagaimana mengetahui kekhalifahan atau pemerintahan pada masa Umar bin Khattab?

 

 

 

Bab II

Pembahasan

A.Sejarah Kelahiran Umar bin Khatab

Umar binKhattab putera dari Nufail al Quraisy,dari suku Bani Adi.Sebelum Islam suku Bani Adi ini terkenal sebagai suku yang terpandang mulia,megah,dan berkedudukan tinggi.Di masa jahiliah Umar bekerja sebagai seorang saudagar.Dia menjadi duta kaumnya di kala timbul peristiwa-peristiwa penting antara kaumnya dengan suku Arab yang lain.Sebelum Islam,begitu juga sesudahnya,Umar terkenal sebagai seorang yang pemberani,yang tak mengenal takut,dan mempunyai ketabahan dsn kemauan yang keras,yang tiada mengenal bingung dan ragu.

B.Umar bin Khatab Pada Masa Jahiliyah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Umar adalah sosok yang sangat disegani karena kekuatan dan kekerasan jiwanya. Sejak mudanya ia sudah mewarisi sikap keras dan kasar itu dari ayahnya, kemudian didukung pula oleh tubuhnya yang kekar dan kuat.Dahulu Umar senang bermain gulat. Dalam sejarah diceritakan Umar pernah bermain gulat yang diadakan di samping pasar Ukaz .

Tatkala orang banyak melihat Umar bin Khatab datang menuju ke tempat mereka cepat-cepat mereka memberi jalan. Para penonton sudah yakin bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan Umar. Umar juga adalah seseorang yang pandai berolahraga kuda. Di samping kemahirannya dalam olahraga   berkuda, adu gulat dan berbagai olahraga lain, apresiasinya terhadap puisi juga tinggi. Ia suka mendengarkan para penyair membaca puisi di Ukaz dan di tempat-tempat lain. Banyak syair yang sudah dihafalnya. Pengetahuannya yang cukup menonjol mengenai silsilah (genealogi) orang-orang Arab yang dipelajarinya dari ayahnya, sehingga ia menjadi orang paling terkemuka dalam bidang ini. Retorikanya baik sekali dan beliau pandai berbicara. Karena semua itulah, beliau sering pergi menjadi utusan Quraisy kepada kabilah-kabilah lain.

Begitulah kehidupan Umar pada masa Jahiliyah. Karena semua kelebihan yang beliau punya, beliau menjadi tokoh Quraisy yang sangat ditakuti. Tidak ada orang yang berani menentangnya bahkan dari kalangannya sendiri.

  1. Umar bin Khatab Masuk Islam

Mengenai sebab kenapa Umar masuk Islam, beberapa sumber masih berbeda-beda. Salah satu sumber menyebutkan bahwa pada awalnya Umar sangat sedih   karena sesama anggota masyarakatnya telah pergi meninggalkan tanah air, sesudah  mereka disiksa dan dianiaya. Selalu ia memikirkan hendak mencari jalan untuk   menyelamatkan mereka dari keadaan demikian. Ia berpendapat keadaan ini baru   akan dapat diatasi apabila ia segera mengambil tindakan tegas. Ketika itulah ia  mengambil keputusan akan membunuh Muhammad, karena menurutnya selama Muhammad masih ada, Quraisy tidak akan bersatu.

Suatu pagi ia pergi dengan pedang terhunus di tangan hendak membunuh Rasulullah dan beberapa orang sahabatnya yang sudah diketahuinya mereka sedang   berkumpul di Darul Arqam di Safa. Jumlah mereka hampir empat puluh orang laki-laki dan perempuan. Sementara dalam perjalanan itu ia bertemu dengan Nu’aim bin Abdullah yang lalu menanyakan kepada Umar : “Hendak ke mana?”. Umar menjawab: “Saya sedang mencari Muhammad, orang yang sudah meninggalkan kepercayaan leluhur dan memecah belah Quraisy, menistakan lembaga hidup kita, menghina agama dan sembahan kita. Akan saya bunuh dia!”. Nu’aim berkata: “Anda menipu diri sendiri, Umar. Anda kira Abu-Manaf akan membiarkan anda bebas berjalan di bumi ini jika sudah membunuh Muhammad? Tidakkah lebih baik anda pulang dulu menemui keluargamu dan luruskan mereka!”. “Keluarga saya yang mana?” , Tanya Umar. Kawannya itu menjawab: “Ipar dan sepupu anda Sa’id bin Zaid bin Amr, dan adikmu Fatimah binti Khatab, mereka berdua sudah masuk Islam dan menjadi pengikut Muhammad. Mereka itulah yang harus anda hadapi!”.

Kemudian Umar kembali pulang hendak menemui adik perempuannya dan iparnya. Ketika itu di sana Khabbab bin al-Arat yang sedang memegang lembaran-lembaran al-Qur’an, membacakan surat Taha kepada mereka. Begitu mereka merasa ada Umar datang, Khabbab bersembunyi di kamar mereka dan Fatimah menyembunyikan kitab al-Qur’an tersebut. setelah berada dekat dari rumah itu, Umar masih mendengar bacaan Khabbab tadi, dan sesudah masuk ia berkata: “Saya mendengar suara bisik-bisik, apa itu?”. “Saya tidak mendengar apa-apa,” jawab Fatimah. “Tidak!” kata Umar, “Saya sudah mendengar bahwa kalian berdua sudah menjadi pengikut Muhammad dan    agamanya!”. Umar berkata begitu sambil menghantam Sa’id bin Zaid keras-keras.  Fatimah, yang berusaha hendak melindungi suaminya, juga mendapat  pukulan   keras.  Melihat  tindakan   Umar   yang  demikian,   mereka berkata: “Ya, kami sudah  masuk Islam, dan kami beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sekarang lakukan   apa saja sekehendak Anda!”. Melihat darah di muka adiknya itu Umar merasa   menyesal, dan menyadari apa yang telah diperbuatnya. “Ke marikan kitab yang saya dengar kalian baca tadi,”  kata Umar. “Akan saya lihat apa yang diajarkan Muhammad!”. Fatimah berkata: “Kami   khawatir  akan Anda sia-siakan.” “Jangan   takut,” jawab Umar. Lalu ia bersumpah demi dewa-dewany bahwa ia akan   mengembalikannya bilamana sudah selesai membacanya. Kemudian kiitab al-Qur’an itu diberikan oleh Fatimah. Sesudah sebagian dibacanya, ia berkata: “Sungguh   indah dan mulia sekali kata-kata ini!”  Mendengar kata-kata itu Khabbab yang sejak  tadi bersembunyi keluar dan ia berkata kepada Umar: “Umar, demi Allah saya   sangat mengharapkan Allah akan memberi kehormatan kepada Anda dengan      ajaran Rasul-Nya ini. Kemarin saya mendengar Nabi berdo’a: “Allahumma ya Allah,  perkuatlah Islam dengan Abul-Hakam bin Hisyam (Abu Jahl) atau dengan Umar bin Khattab.”   Umar berkata: “Khabbab, antarkan saya kepada Muhammad. Saya akan menemuinya dan akan masuk islam”. Khabbab menjawab: “ Dia denagn beberapa orang sahabatnya berada di sebuah rumah di Safa.” Umar mengambil pedangnya dan pergi langsung mengetuk pintu di tempat Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya berada. Mendengar suaranya, salah seorang di antara para sahabat, mengintip dari celah pintu. Ia melihat Umar yang sedang menyandang pedang. Ia kembali ketakutan sambil berkata: “Rasulullah, Umar datang membawa pedang”.

Hamzah bin Abdul Muthallib berkata: “ Izinkan ia masuk, jika kedatangannya dengan tujuan yang baik, kita sambut dengan baik; jika tujuannya jahat, kita bunuh ia dengan pedangya sendiri”. Kemudian Rasululah saw berkata: “Izinkan ia masuk”. Lalu rasulullah saw menemui Umar dan berkata; “Ibnu Khatab, apa maksud kedatanganmu?”. Umar menjawab: “Rasulullah, saya datang untuk menyatakan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya serta segala yang datang dari Allah”. Maka Rasulullah saw bertakbir sebagai ungkapan rasa syukur karena do’anya telah dikabulkan.

Saat itu juga Umar mengucapkan dua kalimat syahadat, memecah kesunyian dan mencairkan hati para sahabat Nabi saw yang sebelumnya merasa ketakutan. Masuknya Umar ke dalam agama Islam, segera diikuti oleh putra sulungnya, Abdullah, dan isterinya, Zainab binti Maz’un. Selain itu, keislaman Umar membuka jalan bagi tokoh-tokoh Arab lainnya masuk Islam. Sejak saat itu, berbondong-bondonglah orang masuk Islam sehingga dalam waktu singkat pengikut Islam bertambah dengan pesatnya. Umar telah membawa cahaya terang dalam per­mulaan perjuangan Islam.

Dakwah Islam, yang semula dijalankan secara rahasia dan sembunyi-sem­bunyi, kini disiarkan secara terang-terangan. Umar menjadi pembela dan pelindung umat Islam dari segala gangguan. Ibnu Asir mengungkapkan bahwa Abdullah bin Mas’ud berkata, “Islamnya Umar adalah suatu kemenangan, hijrahnya adalah suatu pertolongan, dan pemerintahannya adalah rahmat. Semula, umat Islam tidak berani mengerjakan salat dengan terang-terangan, takut dianiaya oleh kafir Kuraisy, tetapi setelah itu mereka dapat beribadah dengan leluasa tanpa merasa tertekan.” Umar telah menunjukkan kesetiaan dan pengabdiannya tanpa pamrih demi kejayaan Islam, seolah-olah ia hendak menebus segala kesalahan dan dosa yang diperbuatnya pada masa jahiliah.Umar menjadi orang yang paling keras membela Nabi saw dan melawan orang-orang yang memusuhi Islam, sebagaimana ia keras melawan Nabi saw dan orang-orang yang membela Islam ketika ia belum masuk islam dahulu.

  1. Pemerintahan Umar bin Khatab

Sebelum wafat, Abu Bakar memanggil beberapa orang sahabat besar untuk dimintai pendapatnya tentang rencana penunjukan khalifah yang akan menggantikannya. Umar merupakan calon tunggal Abu Bakar dan para sahabat dapat menyetujui pilihan Abu Bakar. Demikianlah tercatat dalam sejarah, pada tahun 13 H/634 M Umar dibaiat menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar. Dialah khalifah pertama dan satu-satunya yang mendapat gelar Amirulmukminin (Panglima Orang-Orang Beriman).

Keberhasilan yang dicapai di masa pemerintahan Umar bin Khattab, banyak ditentukan oleh berbagai kebijakan dalam mengatur dan menerapkan sistem pemerintahannya. Kualitas pribadi dan seperangkat pendukung lainnya, tentu juga memiliki andil yang besar dalam pemerintahan Umar bin Khattab. Adapun prestasi yang dicapai pada masa kekhalifahannya antara lain adalah:

Perluasan Wilayah Islam.

Ketika para pembangkang di dalam negeri telah dikikis habis oleh khalifah Abu Bakar, maka khalifah Umar menganggap bahwa tugas yang pertama ialah mensukseskan ekspedisi yang telah dirintis oleh pendahulunya, maka dari itu pada masa Umar gelombang ekspansi (perluasan wilayah kekuasaan) banyak terjadi antaranya, ibu kota Syria, Damaskus jatuh pada tahun 635 M dan setahun kemudian setelah tentara Bizantium kalah dalam perang Yarmuk, seluruh daerah Syiria jatuh di bawah kekuasaan Islam dengan memakai Syiria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan ’Amr bin Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa’ad bin abi Waqash. Iskandaria, ibu kota Mesir, ditaklukkan pada tahun 641 M.

Dengan demikian, Mesir jatuh di bawah kekuasaan Islam. Al-Qadasiah, sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh pada 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Mosul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan Islam telah meliputi jazirah Arab, Palestina, Syiria, sebagian besar kota Persia dan Mesir.

Bersamaan dengan ekspansi tersebut, pusat kekuasaan Madinah mengalami perkembangan yang amat pesat. Khalifah telah berhasil membuat dasar-dasar bagi suatu pemerintahan yang handal untuk melayani tuntunan masyarakat baru yang berkembang. Umar mendirikan dewan-dewan, membangun Baitul Māl, mencetak uang, mengatur gaji, menciptakan tahun hijriah dan sebagainya. Di samping itu karena wilayah kekuasaan semakin luas, maka wilayah Islam dibagi menjadi unit-unit administratif yang diatur menjadi delapan wilayah propinsi yaitu: Mekah, Madinah, Jasirah, Basrah, kufah, Palestina, dan Mesir.

Penataan Struktur Pemerintahan.

Sejalan dengan semakin luasnya wilayah Islam, maka Umar melakukan berbagai macam penataan struktur pemerintahan, anatara lain:

  • Administrasi Pemerintahan.

Penataan administrasi pemerintahan dilakukan Umar dengan melakukan desentralisasi pemerintahan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjangkau wilayah Islam yang semakin luas. Wilayah Islam dibagi dalam beberapa propinsi yaitu ; Mekah, Madinah, Palestina, Suria, Iraq, Persia dan Mesir. Umar yang dikenal sebagai negarawan, administrator, terampil dan cerdas, segera membuat kebijakan mengenai administrasi pemerintahan.Pembagian Negeri menjadi unit-unit administratif sebagai propinsi, distrik dan sub bagian dari distrik merupakan langkah pertama dalam pemerintahan. Unit-unit ini merupakan tempat ketergantungan efesiensi administratif yang besar. Umar merupakan penguasa muslim pertama yang mengambil kebijakan dengan melakukan disentralisasi semacam itu. Setiap daerah diberi kewenangan mengatur pemerintahan daerahnya tetapi tetap segala kebijakan harus sesuai dengan pemerintahan pusat.

  • Lembaga Peradilan.

Pada lembaga pengadilan Umar tidak lagi memonopoli struktur pengadilan, sudah ada orang-orang yang ditunjuk dan diberi wewenang melaksanakan peradilan pada kasus-kasus tertentu. Urusan pengadilan diserahkan kepada pejabat-pejabat yang diangkat dan diberi nama Qadi. Pemisahan kekuasaan antara kekuasaanyudikatif dan eksekutif oleh Umar belum total sama sekali, sebab khalifah dan juga gubernur-gubernurnya tetap memegang peradilan pada kasus-kasus hukum jinayah yang menyangkut tentang hudud dan qisas. Namun wilayah yang jauh dari pusat khalifah, wewenang itu diberikan.

  • Korps Militer.

Pada masa pemerintahan Umar negara Islam menjadi negara adikuasa yang banyak memiliki wilayah kekuasaan ketika itu Persia dan Bizantium juga ditaklukkan Umar. Kemampuan Umar melakukan ekspansi besar-besaran tersebut tentu tidak bisa lepas dari sistem militer yang tangguh sebagai basis pertahanan dan keamanan negara. Umar membentuk organisasi militer yang bertujuan menjaga kecakapan militer bangsa Arab, untuk itu Umar melarang pasukan Arab menguasai tanah pertanian negri-negri taklukan, sebab penguasaan  atas tanah pertanian tersebut dihawatirkan akan melemahkan semangat militer mereka, beliau juga melarang pasukan muslim hidup diperkampungan sipil, melainkan mereka hidup diperkampungan militer, dan Umar tidak ingin tentara memiliki propesi lain seperti dagang, bertani yang mengakibatkan perhatian mereka berkurang terhadap kepentingan militer.

  • Bait al-Mal.

Pendirian bait al-Mal  dijadikan Umar sebagai lembaga perekonomian Islam dimaksudkan untuk menggaji tentara militer yang tidak lagi mencampuri urusan pertanian, para pejabat dan staf-stafnya, para qadi dan tentunya kepada yang berhak menerima zakat, adapun sumber keuangan berasal dari zakat, bea cukai, dan bentuk pajak lainnya. Pajak diterima dalam bentuk uang kontan dan barang atau hasil bumi. Setelah terbaginya wilayah kepada beberapa propinsi, bait al mal memiliki cabang-cabang yang berdiri sendiri, cabang-cabang tersebut mengeluarkan dana sesuai dengan keperluan tahun itu dan selebihnya dikirim kepusat.

Demikian beberapa kebijakan politik yang dilakukan oleh Umar bin Khattab dalam pemerintahanya, yang membawa Islam berkembang pesat, baik dari aspek ajaran maupun aspek wilayah teritorial.

 

 

 

  1. Wafatnya Umar

Umar adalah profil seorang pemimpin yang sukses, mujtahid (ahli ijtihad) yang ulung, dan sahabat Rasulullah SAW yang sejati. Kesuksesannya dalam mengibarkan panji-panji Islam mengundang rasa iri dan dengki di hati musuh-musuhnya.

ketika hendak wafat beliau pernah berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Sesungguhnya kita telah diciptakan, kita ini awalnya tidak berarti apa-apa sampai akhirnya Allah memuliakan kita dengan Islam. Maka jika kita pergi untuk mencari kemuliaan pada selain-Nya, maka niscaya Allah akan menghinakan kita.” Tak pernah usai beliau merasa bimbang terhadap dirinya sendiri, “Apa yang hendak kau katakana pada Rabbmu besok di akhirat?” beliau senantiasa melantunkan syair untuk menasihati dirinya, “bukankah kamu adalah seorang yang rendah, lalu Allah mengangkatmu. Bukankah kamu dahulu adalah orang yang sesat, lalu Allah memberi petunjuk kepadamu. Bukankah kamu dahulu adalah orang yang hina, lalu Allah memuliakanmu. Lalu apa yang hendak kau lakukan kepada Rabbmu dihari esok (akhirat)?”

Saat itu, Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M, saat memimpin sholat subuh Umar bin Khattab ditikam oleh Abu Lu’lu’ah dari belakang menggunakan pisau. la wafat dalam usia 63 tahun setelah kurang lebih 10 tahun menggenggam amanat sebagai khaIifah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab III

Penutup

A.Kesimpulan

Umar bin Khattab adalah seorang sahabat Nabi saw dan khalifah kedua setelah Abu Bakar. Jasa dan pengaruh ya terhadap penyebaran Islam sangat besar, hingga Michael H.Heart menempatkannya sebagai orang yang paling berpengaruh nomor 51 sedunia, sepanjang masa. Keislaman Umar telah memberikan andil besar bagi perkembangan dan kejayaan Islam. Umar adalah pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan selalu memperhatikan urusan kaum muslimin. Tidak diragukan lagi bahwa Umar adalah pemimpin yang cerdas dalam menjalankan roda kepemerintahannya.

Hikmah yang dapat diambil bahwa hendaknya para pemimpin memperhatikan dan mempelajari sejarah mengenai sistem-sistem kepemimpinan yang telah mencapai kesuksesan dan keberhasilan untuk kemudian diimplementasikan dalam kepemimpinan masa kini.

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Haekal, Muhammad Husain. Umar Bin Khattab. ( Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2002)

Syalabi,A.Sejarah & Kebudayaan Islam 1.(Jakarta:Pustaka Al Husna Baru,2003)